Presiden Guatemala, Jimmy Morales dan istri, Gilda Marroquin. REUTERS/Jose Cabezas
TEMPO.CO, Guaemala City - Jimmy Morales, seorang bekas komedian televisi diambil sumpahnya sebagai presiden baru Guatemala di tengah kemarahan rakyat terhadap korupsi yang membekap pemerintahan negeri tersebut.
Dalam pidato sambutannya saat dilantik, Kamis petang, 14 Januari 2016, waktu setempat, Morales berjanji sistem politik akan lebih terbuka seraya memperingatkan bahwa perubahan perlu waktu.
"Sebuah Guatemala baru sangat memungkinkan dan nilai-nilai Guatemala harus diperjuangkan. Tentu saja harus ke arah yang lebih baik, tetapi perlu Anda pahami bahwa tidak mudah mengubah sesuatu dalam waktu semalam. Kita sedang melintasi jalan gelap korupsi menuju transparasi," ucap Morales.
Morales memenangkan pemilihan presiden pada Oktober 2015 dengan materi kampanye soal perlawanan terhadap skandal korupsi triliunan rupiah yang membekap negeri itu.
Pada Agustus 2015, terjadi unjuk rasa melawan bekas Presiden Otto Perez Molina setelah jaksa menuduh sejumlah pejabat pemerintah menerima uang sogok dari para pengusaha guna menghindari pajak impor. Skandal ini di Guatemala dikenal dengan sebutan "La Linea." Molina belakangan mengundurkan diri dan dijebloskan ke dalam bui dengan tuduhan terlibat korupsi.
Morales membuat kejutan ketika memenangkan pemilihan presiden pada Oktober 2015 dengan mengambil hampir seluruh suara pada pemilihan putaran pertama dan mengalahkan bekas Wakil Presiden Sandra Torres di babak berikutnya.
Meskipun berhasil memenangkan pemilihan presiden, seorang pengamat politik Guatemala, Robert Wagner, mengatakan kepada Al Jazeera, Morales bakal berjuang keras melaksanakan reformasi.