Obama Bahas Aturan Pengetatan Senjata Api tanpa Kongres

Reporter

Selasa, 5 Januari 2016 04:49 WIB

Presiden A.S., Barack Obama. AP/Lai Seng Sin

TEMPO.CO, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertemu Jaksa Agung Loretta Lynch pada Senin, 4 Januari 2016 untuk membahas proposal terbarunya guna mengurangi kekerasan terkait dengan senjata api. Proposal itu akan disahkan tanpa melibatkan Kongres yang dikendalikan Partai Republik.

Meskipun Kongres tidak mendukung perubahan hukum tersebut, Obama akan menyajikan langkah pengawasan atas senjata kepada rakyat Amerika secara sepihak.

Juru bicara Gedung Putih, Eric Schultz, mengatakan Presiden diharapkan menyampaikan seperangkat rekomendasi tentang tindakan sepihak pada awal tahun ini.

"Obama mengungkapkan urgensi untuk dapat mengambil sendiri langkah awal setelah tingginya jumlah insiden kekerasan senjata pada akhir tahun ini," kata Schultz, seperti yang dilansir CNN pada 3 Januari 2016.

Lebih awal, dalam pidato mingguannya yang pertama pada Jumat, 1 Januari 2016, Obama menyampaikan awal tahun ini akan segera diumumkan mengenai pengetatan aturan penggunaan senjata api di AS.

"Lobi keras penggunaan senjata api yang lebih terorganisasi akan terus digalakkan," kata Obama. Selanjutnya, Obama menjelaskan, warga AS tidak bisa menghentikan setiap tindakan kekerasan. Namun, menurut Obama, warga AS perlu melindungi anak-anak dari kekerasan senjata.

"Bagaimana kalau kita mencoba mencegahnya dan mengharapkan Kongres segera melakukan sesuatu untuk melindungi anak-anak kita dari kekerasan senjata."

Sejauh ini Gedung Putih belum menyatakan rencananya secara khusus. Namun kebijakan baru ini diharapkan mencakup langkah yang akan membutuhkan lebih banyak penjual senjata untuk menjadi distributor berlisensi dan memeriksa latar belakang pembeli.

Obama meluncurkan kampanye memperketat undang-undang senjata api setelah kejadian pembantaian di sebuah sekolah di Newtown, Connecticut, pada 2012. Namun seruan itu terhenti di Kongres.

CNN | YON DEMA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya