Beberapa perempuan Arab antre membeli makanan cepat saji di tempat yang telah ditentukan bagi mereka di kawasan Aziziah, Mekkah, Arab Saudi, (16/10). ANTARA/Saptono
TEMPO.CO, Riyadh - Pelecehan seksual biasanya dialami wanita. Apalagi di Arab Saudi, negeri tempat hak-hak perempuan kerap dibatasi.
Namun sebuah harian di Mekah melaporkan kabar sebaliknya. Aparat keamanan di salah satu mal terbesar di Jeddah resmi mencatat 16 kasus pelecehan seksual pria oleh wanita. Wah.
Kasus pelecehan terutama terjadi secara verbal. Si wanita memanggil-manggil nama si pria. Ada pula kasus si wanita menyiuli lalu mengejar si pria.
Ryan Kaddouri, manajer umum mal tersebut, mengatakan keluhan pelecehan itu didukung rekaman kamera pengintai. "Karena khawatir akan stigma sosial, sebagian besar pria yang dilecehkan tidak mau melapor," kata Kaddouri seperti dilaporkan Saudi Gazette, akhir Desember lalu.
Kabar itu langsung menuai pro dan kontra. Banyak yang beranggapan bahwa tidak lazim jika wanita menggoda pria. Ada pula yang menuntut agar pelaku dihukum dengan tegas.
Seorang pria lewat akun Twitter berkelakar akan memanggil polisi agama jika seorang gadis mengganggunya. Tapi banyak juga yang yakin bahwa para gadis menggoda pria hanya untuk menarik perhatian. Terutama pria yang tampan.
Sebaliknya, ada yang menganggap kabar itu diembuskan untuk menutupi kasus pelecehan yang dilakukan pria terhadap wanita. Dalam dua tahun terakhir, Kementerian Kehakiman Saudi mencatat 4.000 kasus pelecehan seksual yang dialami wanita. Sebagian besar kasus tidak dilaporkan.
