TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengesahkan draf resolusi dari Amerika Serikat dan Rusia untuk memotong aliran dana Islamic State (ISIS). DK PBB juga membuat pedoman pelaksanaan supaya banyak negara bertindak mengatasi persoalan ISIS.
Seperti dilaporkan Reuters, resolusi ini dirintis aksi DK PBB pada Februari lalu yang mencekal perdagangan barang-barang antik dari Suriah. DK PBB mengancam dengan sanksi siapapun yang membeli minyak dari ISIS dan kelompok militan Nusra Front yang terkait al-Qaidah.
“Memotong (ISIS) dari sistem keuangan internasional dan merusak finansial mereka adalah langkah kritis secara efektif memerangi teror kekerasan kelompok itu,” kata Menteri Keuangan Amerika Serikat Jacob J. Lew kepada Dewan setelah voting. “Satu langkah bersama adalah kunci vital.”
Duta Besar Amerika Serikat ke PBB Samatha Power menekankan langkah konkrit. “Jika kita dapat merampas dompet (ISIS) dan memotong aliran finansialnya lebih intensif dan bahkan dengan cara-cara agresif, niscaya berdampak luas terhadap kemampuan mereka beroperasi,” ujar Power kepada Los Angeles Times, kemarin.
ISIS saat ini tiap bulan meraup sekitar US $ 500 juta dari transaksi pasar gelap minyak yang dijarah dan “jutaan dollar dari pajak dan pemaksaan brutal” ke 6 juta warga di wilayah yang dikuasainya di Irak dan Suriah.
ISIS juga menggondol US $ 250 juta per tahun dari penjualan fosfat dari US $ 100 juta dari ekspor semen. Para pemimpin ISIS mengalokasikan US $ 30 juta per bulan untuk membeli senjata dan amunisi dengan memakai jejaring perusahaan di Eropa Timur.
REUTERS | LOS ANGELES TIMES | DWI A
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
11 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
30 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
31 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
39 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
40 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
42 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
42 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
42 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
43 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
43 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya