FBI Tetapkan Serangan San Bernardino sebagai Aksi Terorisme

Reporter

Sabtu, 5 Desember 2015 07:49 WIB

Petugas Polisi memeriksa barang bukti yang ditemukan setelah baku tembak dengan pelaku penembakan di San Bernardino, California, 3 December 2015. Polisi menembak mati pasangan suami istri pelaku penembakan di pusat layanan sosial yang menewaskan 14 orang. REUTERS/Mario Anzuoni

TEMPO.CO, Los Angeles - Direktur FBI James Comey mengatakan hasil investigasi terbaru pada serangan San Bernardino menyatakan aksi itu dilakukan kelompok radikal. Karena itu, pihaknya menetapkan serangan tersebut sebagai aksi terorisme.

“Perkembangan investigasi kami menemukan indikasi serangan radikal dari penembak dan berpotensi terkait dengan jaringan teroris internasional,” ujar Comey, Jumat, 4 Desember 2015.

Salah satu bukti penting yang ditemukan dalam investigasi selama dua hari terakhir adalah posting-an Facebook Tashfeen Malik, 27 tahun, yang disinyalir melakukan serangan bersama sang suami, Syed Rizwan Farook, 28 tahun.

Tak lama berselang setelah melakukan penembakan, Malik mem-posting sebuah tulisan di Facebook. Posting-an tersebut menyatakan kesetiaannya kepada Abu Bakr al-Baghdadi, salah satu pemimpin ISIS. Posting-an tersebut sebelumnya telah dikonfirmasi kebenarannya oleh pihak Facebook.

Pihak Facebook mengaku telah mengidentifikasi posting-an tersebut dan telah menghapusnya sehari setelah serangan berlangsung. Menurut manajemen, posting-an tersebut mengandung konten yang melanggar terkait dengan standar keamanan komunitas internasional.

“Kami menyadarinya. Kami memiliki banyak bukti serta terus berusaha mencari kebenaran, tapi masih terlalu dini untuk berbicara lebih lanjut dan lebih banyak tentang ini,” ujar Comey.

Serangan yang dilakukan para tersangka tersebut terjadi di Inland Regional Center, 95 kilometer di timur Los Angeles, Rabu, 2 Desember 2015, pukul 11.00 waktu setempat. Para tersangka yang terdiri atas tiga orang menyerbu sebuah ruangan konferensi yang disewa Departemen Kesehatan San Bernardino untuk sebuah pesta.

Sebanyak 14 orang tewas dan puluhan lain mengalami luka-luka dalam kejadian tersebut. Adapun Syed dan istrinya tewas saat berusaha melarikan diri setelah dihadang polisi, sementara satu pelaku lain ditangkap dan kini ditahan. Kasus penembakan ini adalah yang paling mematikan yang terjadi di Amerika Serikat sejak pembantaian sekolah Sandy Hook pada 2012.

WASHINGTON POST | GHOIDA RAHMAH




Berita terkait

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

5 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

6 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

7 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

9 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

10 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

10 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

11 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

11 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

15 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya