Petugas kepolisian Israel membawa remaja Palestina yang melakukan penusukan terhadap penjaga kereta di Pisgat Zeev, 10 November 2015. Polisi Israel mengatakan, dua anak Palestina yang berumur sekita 12-13 tahun melakukan penusukan terhadap petugas keamanan kereta. REUTERS/Ammar Awad
TEMPO.CO, Tel Aviv - Sebuah serangan bersenjata berlangsung di Tel Aviv, Israel; dan Tepi Barat, Palestina, pada Kamis, 19 November 2015, menewaskan lima orang termasuk remaja Amerika Serikat berusia 18 tahun.
"Remaja Amerika Serikat itu bernama Ezra Shwarts dari Sharon, Boston, Massachusetts. Dia tewas akibat serangan pada Kamis, 19 November 2015," demikian bunyi siaran pers pemerintah Israel.
Schwartz yang menghabiskan waktu luangnya di Israel itu dilaporkan sedang berjalan mengirimkan makanan ke para serdadu Israel ketika dia ditembak. "Dia belajar di sebuah sekolah seminari Yahudi di luar Yerusalem dan mengikuti program pemuda Yahudi dari luar negara Israel," tulis pernyataan kantor media Israel.
"Ezra datang ke Israel tidak hanya untuk belajar tetapi juga ingin mendapatkan pengalaman hidup di Israel," kata Natan Sharansky, pimpinan Badan Yahudi, yang bekerja sama dengan pemerintah guna mempromosikan imigran Yahudi ke Israel.
Schwartz lulus tahun ini dari Maimonides School di Brookline, Massachusetts. "Kami sangat sedih dan berduka atas kematiannya," ucap Maimonides.
Peristiwa penembakan tersebut sebelumnya didahului serangan dengan belati di tempat terpisah di Tel Aviv pada Kamis, 19 November 2015, menyebabkan sedikitnya lima orang tewas. "Dua orang tersangka yang diidentifikasi sebagai warga Palestina dicokok petugas keamanan," tulis media Israel.
Serangan ini berlangsung sehari setelah peringatan setahun serbuan brutal terhadap lima warga Yahudi meliputi tiga warga Amerika Serikat di sebuah sinagog Yerusalem oleh dua orang Palestina.
Yerusalem Post dalam laporannya menulis, "Di Tepi Barat, sedikitnya tiga orang tewas dan tiga lainnya luka-luka setelah seorang Palestina membuka tembakan dari kendaraannya di kepadatan lalu lintas di Gush Etzion."
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.