Terkuak, Wisata Bercinta Sebulan dengan Tarif Rp 25 Juta

Reporter

Kamis, 19 November 2015 20:51 WIB

Ilustrasi Pekerja Seks Komersial (PSK). dvers.com

TEMPO.CO, Hyderabad - Organisasi perjuangan perempuan muslim menyebutkan praktek wisata bercinta selama sebulan di Hyderabad, salah satu kota di bagian selatan India, kini marak. Praktek, yang di Indonesia dikenal dengan kawin kontrak, ini biasanya dilakukan orang asing kaya, agen-agen lokal, dan Qazis--imam muslim yang ditunjuk pemerintah--mengeksploitasi kemiskinan dengan menikahi gadis-gadis muslim. Padahal praktek ini ilegal di India dan Islam melarangnya.

Seorang korban, Nausheen Tobassum, mengungkapkan telah melarikan diri dari rumah bulan lalu. Ia melarikan diri setelah orang tuanya memaksa Nausheen menikah dengan seorang pria tengah umur asal Sudan, yang telah membayar 1.200 pound sterling atau lebih dari Rp 25 juta untuk menjadi istrinya selama empat minggu.

Nausheen mengatakan kepada polisi, ia dibawa oleh bibinya ke sebuah hotel, di mana ia dan tiga gadis remaja lainnya dikenalkan kepada seorang eksekutif perusahaan minyak Sudan. Mempelai pria tersebut, sebagaimana dilansir Telegraph, adalah Usama Ibrahim Mohammed, 44, telah menikah dan memiliki dua anak di Khartoum.


Baca juga:
Si Cantik, Pengembon Bunuh Diri, Sepupu Otak Teror Paris?
Ahok Temukan Banyak Anggaran Ngaco di Dinas Pendidikan


Menurut Polisi setempat, Inspektur Vijay Kumar, Nausheen telah membayar 1.200 pound sterling pada bibi gadis Mumtaz Begum, dan pada gilirannya akan membayar 70.000 rupee untuk orang tua, 5.000 rupee untuk Qazi yang menikahkan, 5.000 rupee untuk seorang penerjemah Urdu, dan 20.000 rupee gadis yang dinikahi.

Sertifikat pernikahan muncul dengan nama 'Talaknama', yang memuat catatan tentang perceraian pada akhir libur pengantin pria.

"Keesokan harinya, ia datang ke rumah gadis korban dan memintanya untuk melakukan hubungan seks, tapi dia menolak. Dia adalah seorang gadis muda dan laki-laki itu lebih tua dari ayahnya," kata Inspektur Kumar kepada The Telegraph, Kamis, 19 November 2015.

Inspektur Kumar mengatakan ada puluhan kawin kontrak jangka pendek ilegal yang berlangsung di Hyderabad. "Jika pria Sudan ingin berhubungan seks, dia harus membayar tiga kali lebih banyak (di Sudan) karena jumlah anak perempuan jauh lebih sedikit di sana, atau ia harus mengambil istri kedua. Di India, gadis-gadis muncul dengan biaya yang lebih murah dan mereka cantik," kata Kumar.

Kumar mengatakan para pengunjung ingin menikah meski sementara karena mereka percaya prostitusi dilarang dalam Islam. Sedangkan keluarga miskin setuju terhadap kontrak pernikahan karena mereka memiliki banyak anak perempuan dan tidak mampu membiayai semua pernikahan mereka.

TELEGRAPH.CO.UK | MECHOS DE LAROCHA


Baca juga:
Si Cantik, Pengembon Bunuh Diri, Sepupu Otak Teror Paris?
Ahok Temukan Banyak Anggaran Ngaco di Dinas Pendidikan

Berita terkait

Maskapai India Ini Batalkan 85 Penerbangan Gara-gara Awak Kabin Cuti Massal

1 hari lalu

Maskapai India Ini Batalkan 85 Penerbangan Gara-gara Awak Kabin Cuti Massal

Maskapai penerbangan Air India membatalkan sejumlah penerbangan karena awak kabin ramai-ramai sakit.

Baca Selengkapnya

Bisa Produksi Dalam Negeri, Militer India Siap Hentikan Impor Amunisi

1 hari lalu

Bisa Produksi Dalam Negeri, Militer India Siap Hentikan Impor Amunisi

Angkatan Bersenjata India berencana menghentikan impor amunisi pada tahun depan karena industri dalam negeri sudah mampu memenuhi kebutuhan domestik.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Pramugari Cuti Sakit, Air India Express Batalkan 40 Penerbangan Setiap Hari sampai 13 Mei

1 hari lalu

Ramai-ramai Pramugari Cuti Sakit, Air India Express Batalkan 40 Penerbangan Setiap Hari sampai 13 Mei

Sekitar 13.000 penumpang terkena dampak pembatalan penerbangan Air India Express.

Baca Selengkapnya

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

3 hari lalu

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

4 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

4 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

4 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

6 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

6 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

6 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya