Mantan Menlu Marty Natalegawa: Asia Timur Perlu Keseimbangan  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Selasa, 10 November 2015 21:26 WIB

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Dr. Raden Mohammad Marty Muliana Natalegawa, M.Phil, B.Sc. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Seoul - Asia Timur perlu menemukan keseimbangan dan membuat suara mereka didengar di tengah cengkeraman dua negara besar, Amerika Serikat dan Cina.

"Kurangnya kepercayaan, yakni di Asia Timur Laut, antara Korea, Jepang, dan Cina, memungkinkan sebuah situasi yang matang bagi terjadinya insiden-insiden serius akibat salah persepsi dan salah perhitungan," kata Marty Natalegawa, mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, dalam pertemuan kelompok pakar J Global-Chatham House Forum 2015 di Hotel Shilla, Seoul, 9 November 2015.

Forum yang membahas masalah keamanan regional, sejarah, dan isu-isu ekonomi tersebut berlangsung selama sepekan setelah pertemuan trilateral antara pemimpin Cina, Jepang, dan Korea Selatan. Hal itu juga terselenggara di tengah meningkatnya ketegangan maritim antara Amerika Serikat dan Cina soal Laut Cina Selatan.

"Wilayah Asia-Pasifik penuh dengan masalah perbatasan yang kompleks dan luar biasa, termasuk perbatasan maritim dan darat," katanya dalam pidato kunci tentang konflik Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur.

Untuk itu, Marty menilai perumusan sebuah traktat komitmen yang menolak penggunaan kekuatan serta pentingnya dialog untuk menyelesaikan sengketa wilayah secara damai amat dibutuhkan. Saat ini, traktat semacam itu sedang dirumuskan ASEAN, yakni kode etik Laut Cina Selatan.

"Tentu saja, kode etik khusus sangat diperlukan. Itu juga akan berguna sebagai model yang dapat diadaptasi dan disesuaikan dengan daerah tertentu."

Marty juga mengungkapkan, pengalaman dialog dan negosiasi dalam ASEAN serta menekankan pentingnya keseimbangan dinamis atau "dynamic equilibrium" dijaga di tengah terus berkembangnya arsitektur regional.

"Pengaturan geopolitik dan geoekonomi yang cair tidak boleh mengarah pada kondisi anarkistis, di mana negara-negara terus berebut kekuasaan," tuturnya.

Forum bertajuk "Perspektif bagi Perdamaian dan Kerja Sama di Asia Timur" tersebut dihadiri 250 tokoh politik dan diplomasi global, termasuk mantan Perdana Menteri Korea Selatan Lee Hong-koo.

JOONGANGILBO | NATALIA SANTI

Berita terkait

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

2 jam lalu

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

17 jam lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

Anthony Sinisuka Ginting sukses menyudahi perlawanan sengit tunggal putra Korea Selatan Jeon Heyok Jin pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

19 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

1 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

1 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

1 hari lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

3 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

3 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Pernah Dilempar Telur di Negaranya Sendiri, Ini Sisi Lain Coach Shin

4 hari lalu

Shin Tae-yong Pernah Dilempar Telur di Negaranya Sendiri, Ini Sisi Lain Coach Shin

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong berhasil bawa Garuda Muda ke perempat final Piala Asia U-23 2024. Berikut sisi lain Coach Shin.

Baca Selengkapnya

Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

5 hari lalu

Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

Setelah diperiksa Imigrasi, 15 kru dan artis Korea Selatan, termasuk Hyoyeon SNSD dan Dita Karang sudah kembali ke Korsel pada Jumat lalu.

Baca Selengkapnya