Sebuah maskapai udara milik Russia, Kogalymavia dengan nomor penerbangan 9268 diketahui jatuh di Sinai, Mesir, pada Sabtu 31 Oktober 2015. Pesawat Airbus A321 tersebut lepas landas dari Sharm El-Sheik pada pukul 3.31 GMT dan hilang dari radar 23 menit kemudian. AP Photo
TEMPO.CO, London - Pemerintah Inggris memutuskan menghentikan sementara semua penerbangan dari Sharm el-Sheikh, Mesir, menuju Inggris dan sebaliknya terhitung Rabu, 4 November 2015. Keputusan itu diumumkan Kantor Perdana Menteri Inggris David Cameron di Downing Street setelah mengkaji analisis bahwa pesawat Rusia yang jatuh pekan lalu disebabkan oleh “bahan peledak”.
"Kami kini menyarankan semua pihak agar menghindari perjalanan udara melalui Bandara Sharm el-Sheikh," kata Menteri Pertahanan Inggris Philip Hammond, seperti dikutip Reuters. Philip juga memastikan tidak ada penerbangan dari Inggris ke Sharm el-Sheikh lagi.
Downing Street juga menjelaskan, semua penerbangan dari destinasi wisata di Mesir itu dengan tujuan Inggris terkena dampak penundaan. Pihak keamanan Inggris mengkaji pertimbangan keamanan.
Inggris sendiri menerbangkan sejumlah pakar penerbangan ke Mesir untuk meninjau pengaturan keamanan di bandara Mesir. Hal itu dilakukan sekaligus untuk memperkirakan kemungkinan pemulihan situasi mengingat ada sekitar 2.000 turis Inggris yang saat ini berada di Sharm el-Sheikh.