Sebuah maskapai udara milik Russia, Kogalymavia dengan nomor penerbangan 9268 diketahui jatuh di Sinai, Mesir, pada Sabtu 31 Oktober 2015. Pesawat Airbus A321 tersebut lepas landas dari Sharm El-Sheik pada pukul 3.31 GMT dan hilang dari radar 23 menit kemudian. AP Photo
TEMPO.CO, Kairo - Pilot pesawat Metrojet 9268 Rusia milik maskapai Kogalymavia dilaporkan sempat meminta pendaratan darurat sesegera mungkin sebelum akhirnya jatuh di pegunungan Sinai, Mesir, Sabtu, 31 Oktober 2015, waktu setempat. Pesawat yang jatuh itu membawa 224 penumpang yang belakangan ditemukan tewas.
Pilot mengatakan kepada petugas Air Traffic Controller atau pengatur lalu lintas penerbangan kalau ia mengalami masalah teknis. "Pesawat mengalami masalah teknis dan membutuhkan pendaratan darurat sesegera mungkin," kata Ayman al-Mugadem dari Komite Kecelakaan Penerbangan Mesir seperti dilansir Egyptdailynews.com.
Berdasarkan data radar, Metrojet Rusia turun dengan kecepatan lebih dari 6.000 kaki per menit sesaat sebelum kecelakaan. Pesawat dengan penumpang 200 orang dewasa, 17 anak-anak, dan 7 kru itu jatuh kurang dari 25 menit setelah lepas landas dari resor Laut Merah, Sharm el-Sheikh. Seluruh jenazah 17 anak-anak sudah ditemukan.
Kepala otoritas penerbangan sipil Mesir mengatakan 214 penumpang di antaranya adalah warga Rusia dan tiga warga Ukrania. Sebagian jenazah korban telah dievakuasi ke Kairo.
Juru bicara maskapai, Oxana Golovina, mengatakan sang pilot Valery Nemov memiliki pengalaman terbang lebih dari 12 ribu jam. Ia mengatakan pesawat sepenuhnya laik terbang, kru berpengalaman, dan pilot punya pengalaman terbang tinggi. "Jadi kami tidak tahu (apa penyebab kecelakaan)," katanya.
Pasukan keamanan mengungkapkan pesawat itu jatuh di area pegunungan di kawasan yang dihuni banyak teroris afiliasi ISIS. ANTARA