Bandara Zurich masuk keurutan keenam bandara terbaik di dunia. businessinsider.com
TEMPO.CO, Jakarta - Zurich tak hanya dikenal dengan alamnya yang menawan sehingga turis berbondong-bondong datang. Salah satu kota terbesar di Swiss ini ternyata juga dikenal sebagai tujuan wisata bunuh diri.
Pasalnya, undang-undang di Swiss membolehkan seseorang bunuh diri, dengan syarat dokter memberikan izin dan rekomendasi bahwa orang tersebut tidak bisa disembuhkan lagi dari penyakit menahun.
Peraturan yang cuma ada satu-satunya di dunia ini telah dimanfaatkan sejumlah biro wisata. Sedikitnya, ada dua klub di Zurich, yaitu Exit dan Dignitas, yang melayani jasa ini. Turis akan mendapat layanan premium sebelum proses berlangsung, seperti tinggal di hotel mewah dan dicukupi semua keperluannya.
Proses euthanasia--tindakan mematikan untuk meringankan penderitaan--dilakukan dengan diiringi alunan musik favorit dan disaksikan minimal dua orang dari biro wisata dan keluarga atau orang dekat.
Sekitar 400 kasus bunuh diri diperkirakan terjadi di Zurich setiap tahun. Dengan biaya Rp 70 juta per kasus, klub euthanasia Exit yang khusus untuk orang Swiss, mengaku telah melayani sekitar 130 kasus.
Sedangkan, Dignitas mengaku telah melayani 1.027 orang sejak 1998 dengan klien dari berbagai negara. Sekitar dua pertiganya dilakukan turis dari Inggris, Jerman, dan Prancis. Pemerintah Swiss tengah mempertimbangkan melarang wisata euthanasia.