Ulama Syiah Divonis Mati oleh Mahkamah Agung Arab Saudi

Reporter

Senin, 26 Oktober 2015 16:22 WIB

Ratusan muslim Syiah memukuli dirinya saat mereka mengitari makam selama festival Asyura, Teheran, 24 Oktober 2015. Asyura, jatuh pada hari ke-10 dari bulan Islam Muharram, memperingati kematian Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad, yang tewas dalam pertempuran abad ke-7 dari Karbala. REUTERS/Raheb Homavandi/TIMA

TEMPO.CO, Jeddah - Mahkamah Agung Kerajaan Arab Saudi membenarkan kabar bahwa lembaganya telah menjatuhkan hukuman mati terhadap ulama Syiah, Sheikh Nimr al-Nimr, karena didakwa memimpin demonstrasi anti-pemerintah.

"Setelah pengadilan tinggi menolak banding dan dikuatkan oleh Mahkamah Agung, kini nasib Sheikh Nimr di tangan Raja Salman. Beliau dapat menentukan apakah hukuman mati itu diteruskan atau dibatalkan," kata Mohammed Nimr, saudara laki-laki Sheikh Nimr, Minggu, 25 Oktober 2015, waktu setempat.

Mohamed Nimr memperingatkan, "Eksekusi mati dapat membangkitkan reaksi yang tidak kami inginkan, karena Sheikh Nimr memiliki pendukung Syiah di seluruh dunia Islam." Dia berharap Raja Salman membuktikan sebagai pemimpin bijaksana dengan menghentikan eksekusi terhadap saudaranya dan enam warga Syiah lain.

Di antara orang-orang yang dijatuhi hukuman mati, "Terdapat saudara laki-laki saya, Ali al-Nimr. Dia ditahan karena terlibat unjuk rasa anti-pemerintah di Provinsi Timur," ucapnya kepada kantor berita AFP.

Keputusan eksekusi mati, khususnya terhadap Ali al-Nimr, mendapatkan reaksi dari berbagai penjuru dunia dengan meminta otoritas Saudi membatalkan keputusannya terhadap pemuda Syiah tersebut.

Iran, yang dianggap musuh Arab Saudi, memperingatkan Riyadh untuk tidak mengeksekusi ulama tersebut. "Eksekusi terhadap Sheikh Nimr akan memiliki konsekuensi mengerikan terhadap Arab Saudi," tutur Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian.

Pada 2009, Sheikh Nimr menyerukan agar pengikutnya di Qatif dan Al-Ihsaa, Provinsi Timur, memisahkan diri dari Kerajaan Arab Saudi untuk bergabung dengan kaum mayoritas Syiah di Bahrain. Akibat ulahnya itu, pada 2014, pengadilan khusus di Riyadh menjatuhkan hukuman mati.

Sekitar dua juta warga Syiah tinggal di Arab Saudi. Mereka kerap berunjuk rasa karena merasa dipinggirkan. Mereka tinggal di wilayah paling timur Arab Saudi, daerah yang memiliki cadangan minyak besar.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

13 November 2017

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

25 Oktober 2017

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

25 Oktober 2017

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.

Baca Selengkapnya

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

6 Oktober 2017

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

4 Oktober 2017

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.

Baca Selengkapnya

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

23 Agustus 2017

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan

Baca Selengkapnya

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

15 Agustus 2017

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.

Baca Selengkapnya

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

15 Agustus 2017

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik

Baca Selengkapnya

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

14 Agustus 2017

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

2 Agustus 2017

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.

Baca Selengkapnya