Anaknya Maju Jadi Wapres, Imelda Marcos Kecewa

Reporter

Kamis, 8 Oktober 2015 02:07 WIB

Imelda Marcos saat berkampanye untuk menjadi anggota kongres. REUTERS/Romeo Ranoco

TEMPO.CO, Manila - Mantan ibu negara Filipina, Imelda Marcos, dilaporkan kecewa karena anaknya hanya akan bertarung sebagai wakil presiden dalam pemilihan Mei 2016. Padahal bekas ibu negara yang kondang karena doyan berfoya-foya itu berharap putranya akan mengikuti jejak mendiang ayahnya ke istana presiden, Malacanang.

Senator Ferdinand Marcos Jr, satu-satunya putra dari mendiang diktator dengan nama yang sama dan memerintah Filipina selama hampir dua dekade, mengatakan pekan ini dia akan mencalonkan diri sebagai wakil presiden, meskipun ia belum menemukan pasangannya.

"Ibu saya memang kecewa," kata Marcos, 58 tahun, yang dikenal dengan julukan "Bongbong", kepada wartawan, Rabu 7 Oktober 2015 seperti dilansir Channel Newsasia. "Dia ingin saya menjadi presiden sejak saya berusia tiga tahun. Bayangkan betapa kecewanya dia."

Ayahnya, Ferdinand Marcos, dipaksa turun dari kekuasaan oleh pemberontakan rakyat pada 1986 dan meninggal di pengasingan pada 1989. Ibunya, Imelda, terkenal dengan koleksi sepatunya, kini berusia 86 tahun.

Imelda Marcos sejauh ini belum bersedia memberikan banyak komentar. Dia hanya berbicara tentang kebanggaan pada anaknya dan bagaimana ia akan lebih bangga jika Marcos Jr mencari posisi tertinggi di negeri itu.

Lebih dari 54 juta warga Filipina akan memilih presiden dan wakil presiden, sekitar 18 ribu anggota parlemen dan pejabat pemerintah daerah dalam pemilu Mei mendatang.

Para investor mengamati dengan seksama suksesi di salah satu negara dengan perkembangan ekonomi tercepat di Asia ini, berharap tidak ada yang akan menggagalkan keberhasilan yang dibuat selama pemerintahan Presiden Benigno Aquino.

Marcos muda yang menyelesaikan pendidikan di Inggris, telah menjadi legislator dan eksekutif pemerintah daerah selama hampir setengah hidupnya. Meski begitu, keputusannya tidak bertarung untuk jabatan tertinggi dianggap sebagai pilihan yang realistis karena dukungan kepadanya menurun.

Marcos mengatakan sejarawan akan menghakimi kebijakan dan aturan dibuat ayahnya dan pemilih saat ini ingin pegawai negeri yang baik. Tetapi dia juga mengatakan mendapatkan keuntungan dari namanya yang terkenal.

"Menjadi Marcos telah memberi saya keuntungan. Saya tidak akan memiliki itu jika saya bukan Marcos," katanya. "Dalam politik, sangat jelas, tentu saja, identitas nama itu penting."

CHANNEL NEWS ASIA | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Abu Sayyaf Serang Permukiman Dinihari Tadi, 9 Warga Dibunuh

21 Agustus 2017

Abu Sayyaf Serang Permukiman Dinihari Tadi, 9 Warga Dibunuh

Sekitar 60 milisi Abu Sayyaf menyerang Kota Maluso di Pulau Basilian, Filipina selatan, dinihari tadi, menyebabkan 9 warga sipil tewas dan 10 terluka.

Baca Selengkapnya

Duh, Duterte Sebut Universitas Oxford Tempat Kuliah Orang Bodoh

27 Juli 2017

Duh, Duterte Sebut Universitas Oxford Tempat Kuliah Orang Bodoh

Duterte mencerca Oxford setelah universitas itu merilis hasil penelitian perihal sang presiden dan buzzer atau penggaung di media sosial.

Baca Selengkapnya

Melukis Gunakan Darah, Begini Hasilnya --Oops

8 Juli 2017

Melukis Gunakan Darah, Begini Hasilnya --Oops

Kel Cruz, seniman asal Kota Quezon, Filipina menggunakan berbagai elemen unik termasuk darah untuk melukis

Baca Selengkapnya

Filipina Umumkan Presiden Duterte Masih Hidup dan Sehat

27 Juni 2017

Filipina Umumkan Presiden Duterte Masih Hidup dan Sehat

Pemerintah Filipina akhirnya angkat bicara soal keberadaan Presiden Rodrigo Duterte yang belakangan diisukan sakit berat karena jarang terlihat.

Baca Selengkapnya

Militer Filipina: Militan ISIS di Marawi Menyamar Jadi Pengungsi

29 Mei 2017

Militer Filipina: Militan ISIS di Marawi Menyamar Jadi Pengungsi

Sejak peperangan berlangsung, hampir 200 ribu penduduk Marawi mengungsi ke Iligan berjarak sektar 38 kilometer ke arah utara.

Baca Selengkapnya

Lelucon Kontraversial Duterte, Izinkan Tentara Perkosa 3 Wanita

28 Mei 2017

Lelucon Kontraversial Duterte, Izinkan Tentara Perkosa 3 Wanita

Presiden Rodrigo Duterte dengan nada bercanda, membuat lelucon bahwa anggota militer dapat memperkosa sampai 3 wanita.

Baca Selengkapnya

Situasi Marawi Mencekam, KJRI Terus Berkomunikasi dengan WNI  

27 Mei 2017

Situasi Marawi Mencekam, KJRI Terus Berkomunikasi dengan WNI  

Iqbal menjelaskan ke-17 WNI dalam keadaan baik tinggal di Kota Marawi.

Baca Selengkapnya

Gereja Filipina: Duterte Terapkan Darurat Militer Lawan ISIS

25 Mei 2017

Gereja Filipina: Duterte Terapkan Darurat Militer Lawan ISIS

Uskup memperingatkan warga Marawi agar berhati-hati dan bekerjasama dengan militer.

Baca Selengkapnya

Melawan ISIS, Militer Filipina Lancarkan Serangan ke Marawi

25 Mei 2017

Melawan ISIS, Militer Filipina Lancarkan Serangan ke Marawi

Angkatan Bersenjata Filipina mengerahkan sekitar 100 pasukan didukung oleh helikopter guna merebut Marawi dari tangan Maute.

Baca Selengkapnya

Ini Profil Kelompok Maute, Pelaku Serangan Marawi

24 Mei 2017

Ini Profil Kelompok Maute, Pelaku Serangan Marawi

Kelompok Maute yang juga dikenal sebagai Dawlah Islamiya Filipina kini menjadi sorotan atas serangannya terhadap Kota Marawi, Selasa lalu.

Baca Selengkapnya