Ratusan umat muslim melemparkan batu sebagai simbol untuk mengusir setan dalam ritual Jumrah di Mina, Arab Saudi, 24 September 2015. REUTERS/Ahmad Masood
TEMPO.CO, Jeddah - Pengakuan seorang jemaah haji yang selamat dari sergapan maut ketika melempar jumrah di Mina, Kamis, 24 September 2015. Jemaah yang tak bersedia disebutkan identitasnya itu bercerita kepada Arab News, inilah petikannya:
Ketika itu, saya melihat sepanjang Jalan 204 di Mina dijejali ribuan jemaah dari berbagai suku bangsa yang akan melempar jumrah. Gema suara jemaah, "Labbaik, Allahumma labbaik," dan "Allahu Akbar" berkumandang begitu kuat pada Kamis, 24 September 2015.
Para jemaah, meskipun dalam kondisi lelah dan diterpa terik matahari, tetap bersemangat melontar jumrah karena ritual itu adalah bagian dari rukun haji. "Mereka melintasi rute panjang dari Muzdalifah menuju Mina," ucapnya.
Tak ada prasangka buruk di antara mereka, meskipun berbeda warna kulit, budaya, maupun keyakinan. Seluruh jemaah bahu-membahu untuk satu tujuan yakni melempar jumrah dengan disiplin kuat.
Segala sesuatu tampak indah di pagi hari pertama melontar jumrah sebagai simbol perlawanan terhadap setan. Namun tiba-tiba peristiwa mengerikan terjadi. Sebuah kelompok kecil terdiri dari sekitar sepuluh jemaah, salah satu dari mereka menekan perempuan tua di kursi roda ke arah berlawanan. "Tak ada satu pun jemaah yang menghentikan kelompok ini," ucapnya.
Kejadian ini menimbulkan situasi kacau-balau. "Saya mencoba menghalau para penyusup itu, tapi mereka justru berbalik dengan tatapan liar dan tak memahami apa yang mereka lakukan itu."
Selain perempuan tua itu, ada pasangan lain di kursi roda mengalami kesulitan yang sama. Namun setelah sekitar 15-20 menit terjadi aksi saling menekan dan senggol badan, "Saya berhasil keluar dari tempat tersebut."
Setelah bebas dari tekanan jemaah, saya membutuhkan udara segar karena leher seperti dicekik. Saya kelelahan dan melihat apa yang sedang terjadi. Sepupu saya berusia 30 tahun yang berada di sebelah saya bilang, "Apa yang terjadi, lihatlah kerumunan orang mulai berkurang."
Kami berdua gagal memahami apa yang baru saja terjadi dan berhasil meninggalkan tempat meninggalnya 769 jemaah dan 934 korban menderita luka-luka akibat insiden saling dorong di antara jemaah.