Paus Fransis Ketemu Obama, Ingatkan Perubahan Iklim dan Krisis Ekonomi  

Reporter

Kamis, 24 September 2015 11:47 WIB

Sebuah mobil tua melintas di dekat poster bergambar Paus Francis di Lapangan Revolusi. Rencananya Paus Francis akan mengunjungi Kuba selama 3 hari. Havana, Kuba, 17 September 2015. Carl Court / Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama di Washington DC, Rabu, 23 September 2015. Sebelum ke Oval Office, ruang pertemuan dengan Obama, Paus Fransis lebih dulu menyapa sekitar 15 ribu orang yang berkumpul di sisi selatan Gedung Putih.

Ribuan orang sudah antre sejak pagi, untuk masuk di halaman selatan Gedung Putih. Sekitar pukul 09.00 waktu setempat, Paus Fransiskus yang menumpang Fiat 500L hitam, tiba di Gedung Putih. Sorak sorai dan tepuk tangan menyambut rohaniwan 78 tahun itu.

Di hadapan massa yang tak semuanya beragama Katolik itu, Paus Fransiskus bicara soal perubahan iklim. Tokoh yang terlahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio itu menyebut perubahan iklim adalah masalah besar yang harus diselesaikan. Terutama polusi udara yang mengerikan. "Kita tidak bisa membiarkan masalah iklim ini terbengkalai hingga generasi berikutnya," kata Paus Fransiskus seperti dilansir Reuters.

Paus Franciscus mengingatkan, perubahan iklim harus segera diatasi karena kini masyarakat hidup dalam momen sejarah yang kritis. Pada kesempatan itu, Paus juga memuji Obama yang peduli terhadap lingkungan hidup selama menjadi orang nomor satu di Gedung Putih. Paus Fransiskus juga mendesak AS untuk membantu mengatasi persoalan imigrasi dan krisis ekonomi dunia.

Presiden Barack Obama dan Michelle, yang mendampingi Paus berpidato, dalam balutan pakaian serba hitam tersenyum. Obama juga meminta warga Amerika meminimalkan polusi udara, dan mendesak mereka segera beraksi selama masih ada waktu.

Sebelum memasuki Oval Office, Paus sempat menggelar jumpa pers bersama Obama. Obama berterima kasih kepada Paus karena ikut mendukung normalisasi hubungan AS dan Kuba. Bahkan, sebelum ke AS, Paus lebih dulu singgah ke Kuba dan bertemu Fidel Castro.

Paus Fransiskus memulai lawatan pertamanya ke Amerika Serikat. Inilah kunjungan pertama pemimpin tertinggi umata Katolik ke Amerika setelah kunjungan Paus John Paul II sekitar 36 tahun lalu. Meski demikian, ini bukan pertemuan pertama Presiden Obama dengan Paus Fransiskus karena keduanya pernah bertemu di Vatikan pada Maret 2014.

Paus Fransiskus tiba di AS, tepatnya di Pangkalan Udara Andrews, Negara Bagian Maryland, Selasa, 22 September 2015. Dalam lawatan perdananya ke Negeri Abang Sam itu, Paus akan singgah selama enam hari. Dia berencana mengunjungi Kota Washington, Kota New York, dan Kota Philadelphia.

Begitu turun dari pesawat, Paus langsung disambut hamparan karpet merah. Presiden Barack Obama dan istrinya, Michelle Obama, menyambut di ujung karpet. Setelah bersalaman, dua tokoh dunia itu berbincang dan berbagi tawa sebentar. Selanjutnya, Paus dan rombongan beristirahat di Apostolic Nunciature atau kantor diplomatik Vatikan di Washington.

Paus juga diagendakan untuk menghadiri sesi Kongres Majelis Umum PBB di New York. Selanjutnya, Paus akan melanjutkan lawatannya ke Philadelphia pada Minggu yang ditaksir dapat menarik perhatian 1,5 juta orang.

Paus Fransiskus akan berbicara di hadapan sidang Majelis Umum PBB Jumat pagi dan melakukan ibadah bersama beberapa pemimpin agama berbeda di Museum World Trade Center serta misa di Madison Square Garden. Selanjutnya, Paus Fransiskus akan bertolak ke Philadelphia dan melangsungkan beberapa acara hingga akhir pekan nanti.

WDA | AP | REUTERS

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya