Dunia Dukung Ahmed Mohamed via #IStandWithAhmed  

Reporter

Jumat, 18 September 2015 07:29 WIB

Tagar #IStandWithAhmed muncul di media sosial sebagai aksi solidaritas untuk Ahmed Mohamed. Presiden Obama, Mark Zuckerberg, dan sejumlah tokoh turut mendukung aksi ini. Tmblr.com

TEMPO.CO, Jakarta -Kisah pilu Ahmed Mohamed, remaja 14 tahun yang diamankan polisi di sekolahnya, Irving, Texas, Amerika Serikat, Senin 14 September 2015 gara-gara jam rakitannya dicurigai sebagai bom menuai simpati. Sejak foto Ahmed dengan tangan terborgol beredar luas, kemarahan muncul dari orang seantero jagad. Mereka mencerca dan membela Ahmed, dengan tagar #IStandWithAhmed.



Tagar #IStandWithAhmed di Twitter menjadi topik paling popular sedunia. Laman analis sosial media, Topsy, mencatat tagar ini digunakan hingga satu juta netizen di seluruh dunia.



Sejumlah orang penting pun menggunakan tagar ini sebagai solidaritas terhadap Ahmed. Antara lain calon presiden dari Demokrat Hillary Clinton, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) hingga orang nomor satu di Amerika, Presiden Barack Obama.


Advertising
Advertising


Josh Earnest, juru bicara Gedung Putih, mengatakan Obama seperti warga dunia lain terentak dengan kabar tersebut. “Kasus Ahmed menunjukkan bahwa stereotype dan stigma dapat membuat guru yang baik menjadi bertindak buruk.”



Topsy mencatat tagar #IStandWithAhmed pertama kali dikicaukan oleh akun @Jessesingal, milik jurnalis NYMag, Jesse Singal . Namun, @JesseSingal sekadar mengirim beberapa tawaran tagar kampanye membela Ahmed. Saat itu, ia mengajukan #clocknotgun, #ticktockracismclock, atau #istandwithahmed.



Belakangan diketahui, tagar dukungan terhadap Ahmed mendunia dibuat pertama kali oleh Amneh Jafarii, mahasiswi psikologi Universitas Texas Arlington (UTA). BBC mengonfirmasi, #IStandWithAhmed pertamaa kali dikampanyekan Ameh Jafari, 23 tahun. “Jika ia bernama John ia akan disebut jenius. Karena namanya Ahmed ia menjadi “tersangka”. #doublestandards #IStandWithAhmed,” demikian cuit perempuan berusia 23 tahun itu.



Amneh adalah mantan presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim UTA, membuatnya akrab dengan diskusi bertopik diskriminasi agama. "Saya rasa kata-kata (tagar dan kicauan) harus memiliki makna yang lebih kuat. (Pembelaan) tidak hanya dilakukan untuk Ahmed, tetapi juga untuk membela orang lain, yang telah mendapat diskriminasi lantaran agama mereka, ras, hanya karena nama mereka," kata Amneh, dikutip BBC.



Amneh Jafari yang memiliki dua adik seumur dengan Ahmed berharap tagar itu dapat meningkatkan kesadaran warga Texas ihwal diskriminasi rasial dan Islamofobia yang semakin meningkat sejak peristiwa serangan 11 September 2001. Jajak pendapat Pew pada 2014 menunjukkan warga Amerika merasakan sentiment negatif terhadap warga Muslim dibanding kelompok agama lain di negara itu.



Perempuan berhijab ini terkejut karena tagar tersebut tak hanya digunakan warga Muslim, tetapi juga warga dunia dari berbagai ras dan agama.“Tagar ini tak hanya untuk Ahmed, tetapi juga bagi orang lain yang mengalami diskriminasi karena agama, ras dan nama mereka,” kata Jafari kepada BBC Trending.



CS MONITOR | ET | ABC NEWS | BBC | LA TIMES

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya