Ahmed Mohamed, Diajak Ketemu Zuckerberg & Barack Obama  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Kamis, 17 September 2015 19:19 WIB

Ahmed Mohamed, sempat diinterogasi dan ditahan polisi, serta mendapatkan hukuman skors tiga hari dari sekolah. Menurut Ahmed ia membawa jam tersebut ke sekolah untuk menunjukkan karyanya kepada seorang guru. Vernon Bryant/The Dallas Morning News via AP

TEMPO.CO, Jakarta - Pekan ini akan menjadi hari sibuk Ahmed Mohamed karena bocah yang dituduh pembuat bom ini akan bertemu sejumlah tokoh Amerika, diantaranya Presiden Barack Obama dan CEO Facebook Mark Zuckerberg.


Sebagaimana dilaporkan Theverge.com, Kamis, 17 September, CEO Facebook Mark Zuckerberg telah bergabung bersama orang-orang top dunia untuk menunjukkan dukungan kepada pemuda Irving, 14 tahun, tersebut. Mahasiswa Texas itu sebelumnya ditangkap pada Senin, 14 September 2015, karena membawa jam ke sekolah yang oleh gurunya disangka bom.

"Memiliki keterampilan dan ambisi untuk membangun sesuatu yang hebat harus disambut dengan tepuk tangan, bukannya ditangkap. Masa depan adalah milik orang-orang seperti Ahmed," kata Zuckerberg dalam tulisannya di halaman Facebook pribadinya sekitar pukul 13.30 waktu setempat. "Ahmed, jika Anda pernah ingin bergabung dengan Facebook, saya akan senang bertemu Anda."


Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengundang Mohamed ke Gedung Putih melalui cuitan di Twitter. "Jam yang keren Ahmed. Mau, kan, membawanya ke Gedung Putih? Kami seharusnya menginspirasi lebih banyak anak-anak seperti kamu yang menyukai sains. Itulah yang membuat Amerika besar," ujar Obama.

Hilary Clinton pun turut mendukung Mohamed melalui cuitannya di Twitter. Clinton mengatakan penangkapan anak itu adalah produk dari Islamophobia.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang guru yang melihat jam Mohamed menuduh muridnya itu membawa bom. Jam tersebut kemudian disita. Pada jam pelajaran keenam, kepala sekolah menarik remaja itu dari kelas. Rupanya, pihak sekolah langsung memanggil polisi untuk menginterogasi Mohamed.

“Mereka membawa saya ke sebuah ruangan berisi lima polisi. Mereka menggeledah saya dan bertanya apakah saya membuat bom. Saya jawab tidak. Namun seorang polisi menyebut jam saya mirip bom di film,” ucap Mohamed. Ia kemudian digelandang dari sekolah dengan tangan diborgol seperti seorang pelaku kriminal.

Setelah insiden pada Senin lalu itu, Mohamed diskors selama tiga hari dan masih menghadapi ancaman pidana membuat bom palsu, meski ia berkukuh yang dibuatnya adalah jam.

THEVERGE.COM | MECHOS DE LAROCHA




Advertising
Advertising






Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya