Seorang anak migran setelah tiba di stasiun kereta di Munich, Jerman, 6 September 2015. Austria dan Jerman membuka perbatasan mereka untuk ribuan pengungsi asal Suriah yang meninggalkan negaranya yang sedang perang. REUTERS/Michael Dalder
TEMPO.CO, Wina - Austria berencana mengakhiri izin masuk ribuan pengungsi yang terus mengalir ke negeri itu sejak Sabtu, 5 September 2015.
Dalam sebuah pengumuman yang disampaikan Kanselir Austria Werner Fayman, Ahad, 6 September 2015, ia mengatakan negaranya secara perlahan akan mengurangi arus pengungsi.
"Kami selalu mengatakan bahwa ini adalah situasi darurat sehingga kami harus mengambil tindakan kemanusiaan yang cepat. Kami telah membantu lebih dari 12 ribu orang dalam situasi seperti itu," ujarnya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
Ribuan pengungsi korban perang Suriah telah tiba di Austria dan Jerman sejak Sabtu, 5 September 2015, setelah tertahan di Hungaria selama berhari-hari.
Wina menunda pemeriksaan perbatasannya secara acak setelah sejumlah fotografer menampilkan foto seorang balita Suriah tewas tergeletak di sebuah pantai milik Turki. Foto ini menyulut kemarahan masyarakat dunia dan desakan terhadap sejumlah pemerintah di Eropa agar lebih banyak bekerja guna membantu nasib para pengungsi di Uni Eropa.
Wina sepakat dengan Jerman bahwa kedua negara melonggarkan aturan bagi para pengungsi yang ingin mencari suaka di negara pertama Uni Eropa yang mereka jangkau.
Fayman mengatakan ia telah merivisi keputusannya setelah melakukan pembicaraan intensif dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, yang menentang pelonggaraan aturan terhadap pengungsi.
Orban, yang dihadapkan pada masalah krisis ekonomi dan identitas di Eropa serta mempertahankan nilai-nilai Kristen, menentang kehadiran pengungsi muslim dan mengatakan Jerman telah mendorong masuknya pengungsi ke Eropa.
"Selama Austria dan Jerman tidak secara jelas mengatakan apa pun tentang pengungsi, jutaan pendatang bakal membanjiri Eropa," Orban mengatakan kepada stasiun televisi ORF.