Iran Larang Jual Pakaian Bergambar Bendera AS dan Inggris  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 4 September 2015 22:00 WIB

Warga merayakan kesepakatan perundingan penghentian program nuklir di Teheran, Iran, 14 Juli 2015. Para juru runding negara-negara Barat bersepakat dengan Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif tentang penghentian program nuklir Iran. AP/Ebrahim Noroozi

TEMPO.CO, Teheran - Sejumlah media lokal Teheran melaporkan, polisi Iran telah menangkap para pedagang yang menjual pakaian bergambar bendera Amerika Serikat dan Inggris.

Kepala Polisi Kota Teheran Jenderal Hossein Sajedinia, tulis The Guardian mengutip kantor berita ISNA, menyatakan pakaian yang dicetak dengan “simbol setan” juga telah disita dari toko-toko di Teheran.

"Pagi ini, kami mengambil pakaian ini dari distributor-distributor terkemuka," kata Sajedinia. Dia memperingatkan, setiap toko yang menjual barang-barang seperti itu akan ditutup.

Sajedinia menjelaskan, laporan tentang kegiatan pemeriksaan produk-produk pakaian yang menampilkan lambang bendera AS dan Inggris telah diterima para pedagang dalam dua pekan terakhir. Polisi segera melakukan pengawasan dan penahanan.

Terlepas dari sikap terbaru Iran itu, setelah kesepakatan nuklir pada 14 Juli lalu, Inggris dan Iran telah membuka kembali kedutaan besar masing-masing pada Agustus 2015, baik di Teheran maupun London, setelah sebelumnya ditutup selama empat tahun.

Tapi pemimpin senior Iran, sebagaimana dikutip The Guardian, menuturkan tidak akan ada perubahan dalam pendekatan hubungan mereka dengan AS. Hubungan AS dan Iran diketahui sering dibumbui ketegangan setelah Iran dianggap sebagai salah satu negara di Timur Tengah yang paling konsisten menolak tunduk pada kepentingan dan kehendak Barat.

Washington memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran sejak 1980, setelah mahasiswa Iran menyita Kedutaan Besar AS dan mengambil puluhan sandera selama revolusi Islam pada 1979.

Dan sebelum peristiwa itu, pada 1953, Inggris dan AS disebut-sebut pernah mengatur kudeta yang menggulingkan Mohammad Mossadegh sebagai perdana menteri setelah ia menasionalisasi industri minyak.

Pemimpin revolusi Islam, almarhum Ayatollah Ruhollah Khomeini, yang sangat dicintai rakyatnya, menjuluki Amerika Serikat sebagai "setan besar", karena kebijakan dan dukungannya kepada Shah Mohammad Reza Pahlavi, penguasa kerajaan terakhir sebelum Republik Islam didirikan di Iran.

THE GUARDIAN | MECHOS DE LAROCHA




Berita terkait

Iran Klaim Bomnya Lebih Berbahaya daripada Ibu Semua Bom Amerika

15 Oktober 2017

Iran Klaim Bomnya Lebih Berbahaya daripada Ibu Semua Bom Amerika

Iran megklaim memiliki Ayah Semua Bom yang lebih besar dan lebih berbahaya dibanding dengan bom milik Amerika, Ibu Semua Bom.

Baca Selengkapnya

Eks Presiden Iran, Khatami Dilarang Tampil di Depan Publik

10 Oktober 2017

Eks Presiden Iran, Khatami Dilarang Tampil di Depan Publik

Iran Human Rights melaporkan aparat Iran yang melarang mantan Presiden Muhammad Khatami tampil di depan publik selama tiga bulan .

Baca Selengkapnya

Tolak Berjilbab, Juara Catur Iran Pindah ke Tim Amerika

4 Oktober 2017

Tolak Berjilbab, Juara Catur Iran Pindah ke Tim Amerika

Juara catur Iran, Dorsa Derakhshani bergabung dengan Federasi Catur Amerika Serikat karena menolak mengenalkan jilbab.

Baca Selengkapnya

Iran Pro-Milisi Houthi Minta Saudi Berhenti Dukung Teroris Yaman

30 Agustus 2017

Iran Pro-Milisi Houthi Minta Saudi Berhenti Dukung Teroris Yaman

Iran, pendukung milisi Syiah, Houthi, menuding Arab Saudi mendukung kelompok teroris dalam perang di Yaman.

Baca Selengkapnya

Apple Hapus Aplikasi Mobile Iran dari App Store

27 Agustus 2017

Apple Hapus Aplikasi Mobile Iran dari App Store

Menteri Telekomunikasi Mohammad Javad Azari Jahromi mengatakan bahwa Apple harus menghormati konsumen Iran.

Baca Selengkapnya

Parlemen Iran Setuju Tambah Anggaran Program Nuklir

16 Agustus 2017

Parlemen Iran Setuju Tambah Anggaran Program Nuklir

Parlemen Iran menyetujui penambahan anggaran negara usulan pemerintah untuk meningkatkan program rudal nuklir.

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap 64 Pemuda yang Berpesta Setengah Telanjang

10 Agustus 2017

Iran Tangkap 64 Pemuda yang Berpesta Setengah Telanjang

Aparat Iran menangkap peserta pesta setelah mereka mengunggah video acara tersebut ke sosial media

Baca Selengkapnya

Ajarkan Tari Zumba, Enam Remaja Ditangkap Aparat Iran

10 Agustus 2017

Ajarkan Tari Zumba, Enam Remaja Ditangkap Aparat Iran

Perempuan Iran dilarang menari di hadapan pria yang bukan keluarganya

Baca Selengkapnya

Dituduh Dalangi Teror, 15 Diplomat Iran Diusir dari Kuwait

21 Juli 2017

Dituduh Dalangi Teror, 15 Diplomat Iran Diusir dari Kuwait

Pemerintah Kuwait secara resmi telah menutup misi diplomatik Iran untuk urusan budaya serta mengusir 15 diplomat dari negara itu.

Baca Selengkapnya

Dituduh Korupsi, Adik Presiden Iran Hassan Rouhani Ditahan

17 Juli 2017

Dituduh Korupsi, Adik Presiden Iran Hassan Rouhani Ditahan

Hossein Fereydoun, adik Presiden Iran Hassan Rouhani, ditahan atas tuduhan korupsi.

Baca Selengkapnya