Presiden Amerika Barrack Obama, memberikan contoh yang baik dalam berceloteh di akun Twitternya. Menurut Huffingtonpost, Obama hanya melakukan sedikit kesalahan berbahasa. REUTERS/Kevin Lamarque
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Barack Hussein Obama menelepon Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk menyampaikan rasa penyesalannya atas tuduhan situs pembongkar rahasia, WikiLeaks, yang baru-baru ini menyatakan Amerika Serikat memata-matai para pejabat senior Negeri Matahari Terbit.
"Obama mengakui penyesalannya atas ketidaknyamanan pemerintah Jepang yang mungkin timbul akibat informasi (WikiLeaks) tersebut kepada Perdana Menteri Shinzo Abe," kata juru bicara pemerintah Jepang kepada wartawan, sebagaimana dilansir ABC News, Selasa, 26 Agustus 2015.
ABC News melaporkan, panggilan selama 40 menit itu berlangsung Rabu pagi, 26 Agustus 2015, waktu Jepang.
Sebelumnya, pejabat Jepang dilaporkan harus menghadapi pertanyaan dari media dan parlemen setelah WikiLeaks mengunggah secara online lima laporan Badan Keamanan Nasional AS tentang posisi Jepang dalam perdagangan internasional dan perubahan iklim. Laporan tersebut dikatakan berasal dari hasil pemantauan sejak 2007 sampai 2009.
WikiLeaks juga mengunggah apa yang dikatakan sebagai daftar NSA atas 35 target Jepang yang disadap teleponnya. Abe sendiri menuturkan kepada Obama bahwa tuduhan tersebut dapat merusak kepercayaan di antara kedua negara. Abe pun kembali mengulangi permintaannya di telepon itu untuk penyelidikan masalah ini.
Dikutip dari ABC News, pembicaraan antara Obama dan Abe tampaknya sejalan dengan pikiran antara Abe dan Wakil Presiden AS Joe Biden dalam panggilan telepon yang sama awal Agustus ini. Selain membicarakan persoalan informasi panas dari WikiLeaks, kedua pemimpin dikatakan membahas gejolak ekonomi global, Korea Utara, dan perubahan iklim.