Perdana Menteri Inggris David Cameron, berbicara pada media saat konferensi pers di Istana, Singapura, 29 Juli 2015. Cameron melakukan lawatan kesejumlah negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia dan Vietnam. Ap/Joseph Nair
TEMPO.CO, Kuala Lumpur- Perdana Menteri Inggris David Cameron akan tetap berkunjung ke Malaysia menemui Perdana Menteri Najib Razak, Kamis, 30 Juli 2015, meskipun dia didesak membatalkan kunjungan itu setelah merebaknya tudingan korupsi yang melibatkan Najib di Malaysia.
Berbicara pada konferensi pers bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Cameron mengatakan akan melanjutkan kunjungannya.
"Sangat penting untuk menempatkan ini (korupsi) pada agenda dan meminta pemimpin lain mempertimbangkannya. Karena itu, penting untuk mengunjungi negara-negara di mana ada masalah tentang hal ini," katanya sebagaimana dilansir The Guardian.
"Lebih baik berada di sana berbicara tentang hal itu, bertanya kepada mereka, daripada berpaling dan melihat dari jauh," ujar Cameron.
Selama kunjungan empat harinya ke Asia Tenggara, Cameron terus mengkampanyekan perang melawan korupsi. Dia berulang kali menyebut korupsi sebagai kanker pada jantung pemerintahan yang bisa menghambat pertumbuhan ekonomi.
Najib sendiri telah menegaskan dirinya tidak bersalah. Di Malaysia, dia didesak untuk mengundurkan diri setelah sejumlah media melaporkan dugaan penyelewengan uang yang terkait dengan dana 1MBD di rekening bank pribadinya.
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
22 Juli 2017
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.