Jadi Pembunuh, Tentara Anak ISIS Dilatih Pakai Boneka?  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 21 Juli 2015 11:16 WIB

Petugas polisi Turki sedang melakukan olah TKP, untuk mencari petunjuk ledakan. Serangan bom ini terjadi di Sanliurfa, sebuah wilayah yang berbatasan langsung dengan Suriah, yang saat ini tengah dilanda perang antara pemerintah Suriah melawan militan ISIS. Sanliurfa, Turki, 20 Juli 2015. Getty Images

TEMPO.CO, Bagdad - Sekitar sebulan lalu, publik dibuat terkejut oleh beredarnya rekaman video yang menunjukkan sekitar 25 anak dengan mata tidak berkedip menembak tentara Suriah di hadapan warga yang menonton.

Yang terbaru, sekitar sepekan lalu, muncul lagi video seorang anak, di bawah pengawasan anggota milisi dewasa, memenggal kepala seorang tentara Suriah dengan pisau.

Setiap orang tentu bertanya apa yang membuat anak-anak berusia belasan tahun ini begitu dingin saat melakukan tindakan keji seperti itu.

Dilansir dari laman Daily Mail, Senin, 20 Juli 2015, anak-anak itu pada awalnya ditunjukkan video pemenggalan kepala yang dilakukan milisi ISIS. Oleh si pelatih, anak-anak itu diberitahu bahwa mereka akan melakukan hal tersebut suatu hari nanti.

Pertama, anak-anak itu berlatih teknik. Lebih dari 120 anak laki-laki diberi boneka dan pedang dan diperintahkan memotong kepala boneka tersebut.

Yahya, bocah laki-laki 14-tahun yang diculik dari kelompok agama minoritas Yazidi Irak, mengatakan hal ini pekan lalu di wilayah utara Irak setelah berhasil melarikan diri dari kamp pelatihan ISIS.

Awalnya, dia tidak bisa memotong kepala boneka dengan tepat. Yahya mengaku kemudian disuruh melakukan sekali, dua kali, tiga kali, dan seterusnya sampai merasa terbiasa.

"Kemudian mereka mengajari saya cara memegang pedang dan mereka mengatakan kepada saya bagaimana cara memukul," kata Yahya kepada The Associated Press. "Mereka mengatakan kepada saya bahwa itu adalah kepala orang-orang kafir."

Ketika menyerbu Kota Yazidi di Irak utara tahun lalu, para ekstremis ISIS membantai pria dewasa serta memperbudak perempuan dan anak perempuan. Anak laki-laki Yazidi, seperti Yahya, memiliki nasib yang berbeda lantaran ISIS berusaha mendidik mereka. Demikian informasi yang dilansir dari laman Daily Mail.

Anak-anak ini dipaksa menjadi ekstremis pejuang jihad. ISIS merekrut remaja dan anak-anak dengan cara memberi mereka hadiah, mengancam, sampai mencuci otak mereka. Di bawah doktrin organisasi ini, anak laki-laki berubah menjadi pembunuh dan pelaku bom bunuh diri.

"Saya sangat mengkhawatirkan generasi masa depan," kata Abu Hafs Naqshabandi, syekh asal Suriah yang membuka kelas agama bagi para pengungsi di Sanliurfa, Turki, untuk melawan ideologi ISIS. Menurut dia, proses indoktrinasi ini terutama menargetkan anak-anak muslim Sunni.

DAILY MAIL | MECHOS DE LAROCHA


Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

9 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

28 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

29 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

38 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

39 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

40 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

40 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

41 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

41 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

41 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya