TEMPO.CO, Washington - Sebuah laporan yang dirilis Military.com, lembaga yang didirikan oleh pensiunan para petinggi militer Amerika Serikat, menyatakan sepertiga calon prajurit muda AS mengalami obesitas atau kegemukan.
Obesitas menjadi masalah serius dalam proses perekrutan prajurit militer di Pentagon, seperti dilansir dari Sputniknews.com, Kamis, 16 Juli 2015.
Laporan yang dirilis pada Rabu, 15 Juli 2015 menyebut 20 persen dari seluruh calon prajurit pria mengalami kegemukan. Sementara 40 persen dari seluruh calon prajurit wanita mengalami kegemukan berdasarkan standar minimum yang diberlakukan.
Menurut aturan di Pentagon, calon prajurit berusia 27 tahun atau lebih muda, persentase berat badan berlebih harus di bawah 26 persen dan perempuan di bawah 32 persen dari standar minimum.
Dengan munculnya masalah obesitas di kalangan calon prajurit militer AS, lembaga independen Readiness yang bermarkas di Kansas mempromosikan makanan sehat di sekolah. Tujuannya adalah untuk memastikan ukuran tubuh anak-anak itu sesuai dengan aturan rekrutmen.
"Menurut saya, gaya hidup yang lebih sehat dalam jangka panjang akan memberi dampak pada keduanya, yakni postur militer _ untuk dapat masuk dalam dunia militer _ dan masyarakat kita karena semua ini berasal dari perspektif medis," kata Brigadir Jenderal purnawirawan John Schmader kepada CBS News .
Masalah obesitas meningkat 61 persen sejak 2002 di kalangan prajurit yang aktif bertugas. Hal ini telah meningkatkan biaya kesehatan dan biaya pergantian personel yang tidak sehat untuk bertugas.
Selain masalah obesitas, masalah rendahnya pendidikan, sejarah kejahatan, dan pengguna narkoba merupakan alasan utama seseorang tidak diterima di dunia militer.
SPUTNIK NEWS | MARIA RITA
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya