Kisah Ngadinem, Warga Indonesia Berbisnis Tempe di Yunani  

Reporter

Sabtu, 4 Juli 2015 18:24 WIB

ilustrasi tempe. doctortempeh.com

TEMPO.CO, Athena - Krisis ekonomi sangat memukul ekonomi warga Yunani, termasuk warga Indonesia, yang berjumlah sekitar 900 orang di negara itu. Sebagian warga negara Indonesia, yang penghasilannya dipotong, tak kehabisan akal agar tetap bertahan hidup.

Ngadinem Sansuwito salah satunya. WNI yang sudah sebelas tahun sebagai pekerja rumah tangga di Yunani itu memanfaatkan keahliannya membuat tempe, tahu, dan telur asin untuk menambah pemasukan sejak gajinya dipotong 25 persen akibat krisis keuangan yang melanda negeri itu tiga tahun lalu.

"Lumayanlah, bisa dapat 300-400 euro (sekitar Rp 4,5-6 juta) per bulan," katanya saat dihubungi Tempo lewat percakapan online, Jumat, 3 Juli 2015. Satu potong tempe ia jual sekitar 1,5 euro (sekitar Rp 22 ribu), sedangkan tahu dia jual 8 euro (sekitar Rp 118 ribu) per kilogram.

Dagangannya tersebut dijajakan kepada sesama warga Indonesia di Yunani. Selain itu, ia menerima pesanan lewat laman Facebook “Tempe Sidodadi”. Namun ia membatasi pesanan lewat online. Sebab, "Bisa kebanjiran pesanan," ujarnya.

Wanita asal Cilacap itu mengaku beruntung karena majikannya sudah menyiapkan gajinya sebelum bank-bank di Yunani ditutup. "Banyak teman saya yang belum gajian bulan ini," tuturnya. Rata-rata gaji pekerja rumah tangga adalah 500-700 euro (Rp 7,4-10 juta).

Selain Ngadinem, ada Sutarno, 44 tahun, yang sudah bekerja pada orang Yunani sejak 1992 di Jakarta. Setelah majikannya meninggal pada 2008, ia ikut cucu sang majikan dan tinggal di Yunani. Sutarno mengajak istrinya juga.

Sebelum krisis, pembayaran gaji berjalan lancar. Setelah mulai krisis tiga tahun lalu, gajinya mulai dipotong. Khusus bulan ini, ia belum menerima gaji. Gaji beberapa temannya sesama WNI bahkan dipotong separuh. Ada pula yang sudah tiga bulan tidak menerima gaji.

Mereka juga tidak dapat mengirim uang ke Tanah Air karena kantor pengiriman uang, salah satunya Western Union, tutup. "Serba susah," ucap Sutarno, yang juga Ketua Ikatan Kerukunan Keluarga Indonesia di Yunani, kepada Tempo.

Menurut Sutarno, kesulitan akibat krisis ekonomi tidak terlalu dirasakan dalam kehidupan keseharian, meski penarikan uang dari mesin otomatis dibatasi hanya 60 euro (sekitar Rp 887 ribu) per hari.

"Biaya hidup relatif murah, apalagi bagi masindo (masyarakat Indonesia) yang ikut majikan. Jika di luar, transportasi gratis, harga makanan tetap biasa, buah murah, makanan lainnya banyak diskon," kata Sutarno. "Cuma uang yang tidak ada."

Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia di Athena John Admiral mengatakan, dari sekitar 900 WNI di Yunani, 85 persen merupakan pekerja rumah tangga.

MITRA TARIGAN | NATALIA SANTI


Berita terkait

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

23 Februari 2024

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

Aksi petani dan peternak di Yunani dalam rangkaian demonstrasi besar selama 2 hari menyuarakan tentang kesejahteraan mereka yang belum terjamin.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Presiden Yunanai Mengunjungi Turki

22 Mei 2017

Pertama Kali, Presiden Yunanai Mengunjungi Turki

Presiden Pavlopoulos akan mengunjungi Ecumenical Patriarchate, gereja ortodoks di Istanbul.

Baca Selengkapnya

Kereta Api Menabrak Rumah di Yunani, 3 Tewas  

14 Mei 2017

Kereta Api Menabrak Rumah di Yunani, 3 Tewas  

Belum diketahui penyebab kereta api keluar dari rel.

Baca Selengkapnya

Yunani: Turki Berharap Tentaranya Diekstradisi

25 Februari 2017

Yunani: Turki Berharap Tentaranya Diekstradisi

Delapan anggota militer Turki terbang ke Yunani dengan helikopter pada 2016 usai gagal melancarkan kudeta terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Baca Selengkapnya

Bom 226 Kg Ditemukan, 75 Ribu Warga Yunani Dievakuasi

12 Februari 2017

Bom 226 Kg Ditemukan, 75 Ribu Warga Yunani Dievakuasi

Sekitar 75 ribu penduduk Thessaloniki, kota terbesar kedua Yunani mulai dievakuasi setelah ditemukan bom sebesar 226 kilogram.

Baca Selengkapnya

Yunani Batalkan Ekstradisi Tersangka Kudeta ke Turki

27 Januari 2017

Yunani Batalkan Ekstradisi Tersangka Kudeta ke Turki

Mahkamah Agung Yunani membatalkan keputusan ekstradisi delapan anggota Angkatan Udara Turki yang diduga terlibat kudeta gagal Juli 2016.

Baca Selengkapnya

Musim Salju di Eropa, PBB Khawatirkan Nasib Pengungsi

13 Januari 2017

Musim Salju di Eropa, PBB Khawatirkan Nasib Pengungsi

"Jumlah korban meninggal untuk tahun ini mencapai 27 orang," katanya.

Baca Selengkapnya

Duh, Anonymous Retas Semua Bank Sentral dalam 30 Hari

4 Mei 2016

Duh, Anonymous Retas Semua Bank Sentral dalam 30 Hari

Anonymous, kelompok peretas, menyerang sistem komputerisasi bank sentral Yunani kemarin, 3 Mei 2016.

Baca Selengkapnya

Dua Pengungsi Idomeni di Yunani Membakar Diri  

23 Maret 2016

Dua Pengungsi Idomeni di Yunani Membakar Diri  

Dua pengungsi yang tinggal di kamp Idomeni, Yunani, membakar diri sendiri saat berlangsung protes pengungsi.

Baca Selengkapnya

Kamp Pengungsi Timteng 'Idomeni' Lebih Buruk daripada Kamp Nazi  

20 Maret 2016

Kamp Pengungsi Timteng 'Idomeni' Lebih Buruk daripada Kamp Nazi  

Kondisi kamp Idomeni, kata Kouroublis, sangat kumuh dan tidak layak huni serta begitu menyedihkan bagi pengungsi dari Suriah dan Irak.

Baca Selengkapnya