TEMPO.CO, Jenewa - Lembaga urusan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNHCR, mengkhawatirkan nasib pengungsi di Eropa di tengah sergapan hawa dingin salju.
UNHCR mendesak sejumlah negara di Eropa melakukan pekerjaan lebih banyak guna membantu pengungsi daripada menekan balik mereka ke perbatasaan. Menurut UNHCR, mereka tidak boleh menjadi subyek kekerasan.
Baca Juga:
"Ini demi keselamatan hidup, bukan mengenai birokaraasi atau aturan menjalankan birokrasi," kata Sarah Crowe, juru bicara UNICEF dalam rapat rutin di Jenewa, Jumat, 13 Januari 2017.
Dia menambahkan, "Situasi yang paling mengerikan saat ini berlangsung di Yunani."
Juru bicara UNHCR, Cecile Pouilly, mengatakan, sampai sejauh ini sudah lima pengungsi meninggal akibat sergapan hawa dingin.
"Saat ini masih ada sekitar 1.000 orang berada di tenda-tenda di Yunani, mereka harus dipindahkan ke tempat lebih aman," ucapnya.
Joel Millman mewakili organisasi internasional untuk pengungsi (IOM) berujar, pergerakan pengungsi dari Timur Tengah mulai memasuki masalah besar pada 2017 ini.
"Jumlah korban meninggal untuk tahun ini mencapai 27 orang," katanya.
REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN