Presiden Amerika Serikat Barack Obama berjabat tangan dengan Presiden Kuba Raul Castro sata pertemuan bilateral disela-sela acara KTT Amerika di Panama, 11 April 2015. Pertemuan itu membuka jalan bagi normalisasi hubungan yang tampaknya tidak pernah terpikirkan bagi rakyat Kuba dan AS. AP/Pablo Martinez Monsivais
TEMPO.CO, Washington - Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan bahwa negaranya telah mencapai kata sepakat dengan Kuba untuk membuka kembali kedutaan besar dan memperbaiki hubungan diplomatik yang telah runtuh lebih dari 50 tahun.
Presiden Barack Obama di Washington dan Menteri Luar Negeri John Kerry yang sedang berada di Wina untuk melakukan pembicaraan masalah nuklir dengan Iran akan menyampaikan pengumuman tersebut pada Rabu, 1 Juli 2015. Hal yang sama juga akan dilakukan oleh Kuba.
"Kami secara formal akan mengumumkan besok (Rabu, 1 Juli 2015) bahwa AS dan Kuba telah mencapai kata sepakat membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kedutaan besar di ibu kota negara masing-masing," kata pejabat senior AS kepada wartawan.
Perbaikan hubungan kedua negara secara perlahan-lahan diharapkan dapat memperbaiki isu mengenai hak asasi manusia di Kiba.
AS dan Kuba mulai melakukan perundingan rahasia demi perbaikan hubungan diplomatik pada pertengahan 2013. Langkah bersejarah tersebut selanjutnya diumumkan secara resmi pada 17 Desember 2014 ketika Obama dan Castro mengatakan secara terpisah bahwa mereka telah melakukan pertukaran tahanan dan akan melakukan normalisasi hubungan.
Pada Mei 2015, AS membuka jalan dengan menghapus Kuba dari daftar negara sponsor terorisme. Sebelumnya, Havana melakukan protes keras pada 1982 karena masuk dalam daftar hitam sehingga tidak bisa mengakses pasar global.
Dari hasil jajak pendapat di AS, mayortias warga negara Amerika mendukung upaya Obama memperbaiki hubungan dengan Kuba. Namun negara pulau ini masih menjadi subyek embargo perdagangan AS yang dilakukan sejak 1962.
Keputusan ini pernah diajukan Obama ke Kongres agar dicabut. Namun ada perlawanan sengit dari anggota Kongres mengenai pencabutan embargo tersebut.