ISIS Penggal Kepala Wanita di Suriah untuk Pertama Kali

Reporter

Rabu, 1 Juli 2015 10:36 WIB

Sejumlah arga Suriah asal kota Ayn al-Arab atau Kobani yang mengungsi akibat diserang oleh Negara Islam (ISIS) di perbatasan Suruc, Turki, 25 Juni 2015. Negara Islam (ISIS) menyerang du kota di Suriah yang menewaskan puluhan orang dengan menggunakan bom mobil. REUTERS/Rodi Said

TEMPO.CO, London - Kelompok Islam Irak dan Suriah (ISIS) untuk pertama kalinya memenggal kepala perempuan di depan umum. Hal tersebut disampaikan oleh sebuah kelompok pemantau HAM Suriah (ONHR) yang berbasis di Inggris pada Selasa, 30 Juni 2015.

"Ini adalah pertama kalinya ISIS melakukan pemenggalan kepala perempuan, dengan menggunakan pedang di depan umum, terjadi di Suriah," kepala Observatory, Rami Abdel Rahman, seperti yang dilansir Al Jazeera pada Rabu, 1 Juli 2015.

Menurut Rahman, pemenggalan tersebut dilakukan terhadap dua orang perempuan dalam waktu dan kesempatan yang berbeda. Perempuan pertama yang dipenggal kepalanya, dilakukan di Kota Deir al-Zor di Provinsi Deir Ezzor, Suriah timur. Sementara perempuan yang kedua, juga di provinsi yang sama, tapi di Kota al-Mayadeen.

Laporan yang disampaikan ONHR tersebut, menyebutkan bahwa tindakan keji tak bermoral yang dilakukan oleh ekstremis ISIS dilakukan pada Minggu, 28 Juni 2015, dan Senin, 29 Juni 2015.

Kedua perempuan nahas itu, masing-masing dipenggal bersama dengan suaminya. Diketahui ikhwal pemenggalan tersebut disebabkan karena keduanya dituduh telah melakukan praktek ilmu sihir dalam ritual pengobatan tradisional.

Dalam laporan yang dilansir pada awal pekan ini tersebut, ONHR juga menyampaikan bahwa sejak mendeklarasikan kekhalifahannya, ISIS telah melakukan eksekusi sebanyak 3.027 kali di Suriah. Di antaranya, termasuk 1.787 warga sipil, 74 dari mereka anak-anak.

Lebih dari setengah dari mereka yang dieksekusi adalah warga sipil dan lebih dari setengah dari warga sipil yang dieksekusi adalah anggota suku Sunni Shaitat, yang memberontak terhadap ISIS di selatan kota Deir Ezzor pada Agustus 2014.

ISIS dilaporkan sebelumnya telah memenggal pekerja sosial asal Inggris dan Amerika, wartawan Amerika dan Jepang, serta tentara Kurdi dan Suriah.

AL JAZEERA | YON DEMA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

2 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

21 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

22 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

30 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

31 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

33 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

33 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

33 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

34 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

34 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya