Bendera Kontroversial Pasca-Penembakan di Gereja Charleston

Reporter

Selasa, 23 Juni 2015 12:29 WIB

Warga berdoa di luar Gereja AME Emanuel, tempat kejadian perkara penembakan yang menewaskan sembilan orang di Charleston, Carolina Selatan, Amerika Serikat 19 Juni 2015. Serangan yang terjadi pada tanggal 17 Juni 2015 ini diduga bermotif kebencian terhadap warga kulit hitam. AP/Stephen B. Morton

TEMPO.CP, Eastover - Mack McElveen berharap bisa mengibarkan bendera Konfederasi, bendera perlawanan sebagian wilayah selatan Amerika Serikat yang kalah dalam perang saudara sekitar 150 tahun lampau, di rumah peternakan miliknya. Tapi ia khawatir terhadap reaksi yang akan ia terima.

McElveen hanyalah satu dari sekian banyak warga Amerika yang masih setia kepada bendera Konfederasi. Bendera ini menjadi simbol kebanggaan warga Amerika bagian selatan. Bendera ini kembali menuai kontroversi setelah dikibarkan di Columbia, ibu kota Negara Bagian Carolina Selatan, setelah Dylann Roof, 21 tahun, menembak dan menewaskan sembilan anggota kelompok doa di gereja warga kulit hitam, Rabu malam, 15 Juni 2015, di Charleston, sekitar 120 mil atau sekitar 193 kilometer dari Columbia.

Meskipun bendera tersebut adalah simbol perlawanan di Selatan untuk melestarikan perbudakan, banyak warga Amerika melihatnya dari sisi yang berbeda. Bagi pendukungnya, bendera ini adalah kebanggaan. Sebaliknya, bagi kelompok lain, bendera ini hanyalah lambang penindasan dan rasialisme.

Ketegangan itu kembali mencuat sejak pekan lalu. “Mereka mungkin akan menembak rumah saya,” kata McElveen, 62 tahun, warga kulit putih Eastover, saat ditanya tentang keinginannya mengibarkan bendera Konfederasi.

Yang dimaksud “mereka” oleh McElveen adalah warga Afrika-Amerika yang menguasai 92 persen penduduk Eastover, kota kecil dengan populasi hanya 813 orang. Masyarakat pedesaan di tengah Carolina Selatan ini tinggal di rumah satu lantai sederhana dan dikelilingi ladang jagung serta pegunungan. Daerah inilah yang diketahui sebagai alamat terakhir Dylann Roof sebelum melakukan aksinya.

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya