Wanita Dermawan Ini Rela Miskin Demi 73 Anak Angkatnya  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Sabtu, 20 Juni 2015 06:09 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Beijing - Seorang wanita di Cina bernama Li Lijuan menghabiskan jutaan yuan selama 19 tahun untuk membiayai anak-anak telantar. Wanita dermawan dari Wu'an, Provinsi Hebei, di Cina utara ini sejak 1980 membelanjakan hartanya untuk menghidupi 73 anak telantar.

Li, yang yang pada 26 April 2015 berusia 46 tahun, menjadi ibu bagi anak-anak itu. Ia menganggap mereka sebagai anak sendiri. Setiap jam lima pagi Li sudah terbangun, lantas menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anaknya dan membersihkan halaman rumah.

Tugas berikutnya adalah mengantarkan 22 anak-anak ke sekolah dengan mengendarai sendiri minibus. Li mengurus 73 anak angkat itu dengan sepenuh hati. Mungkin karena kelelahan mengurus anak sebanyak itu, Li tampak lebih tua. Di usia 46 tahun, semua rambut Li sudah memutih dan kulitnya mulai keriput.

Dari mana wanita paruh baya itu mendapatkan uang untuk mengurus anak sebanyak itu? Menurut kabar burung, Li menjadi jutawan setelah bisnis garmennya berkembang pesat. Dia juga berinvestasi di industri bijih besi pada 1980-an. Namun keuangan Li mulai limbung saat bisnis garmen dan bijih besinya bangkrut.

Wanita itu tak mampu lagi memenuhi biaya keluarga besarnya itu. Krisis keuangan Li semakin parah setelah ia didiagnosis menderita penyakit limfoma atau kanker darah stadium awal. Li tak mampu membiaya pengobatan penyakit kankernya. Ia lebih memilih untuk membiayai perawatan 73 anak angkatnya.

Karena keterbatasan dana, ia hanya sempat dirawat di rumah sakit selama seminggu. Li sudah menjual seluruh harta kekayaannya dan bahkan kini utangnya telah menumpuk menjadi sekitar dua juta yuan atau US$ 322 ribu (setara Rp 4,3 miliar). Ia kini tengah pusing memikirkan bagaimana membiayai 73 anak angkatnya.

Banyak sukarelawan bersedia merawat anak-anak angkat Li. Namun aturan adopsi di Cina yang ketat membuat Li kesulitan menemukan wali asuh baru. Ke-73 anak itu secara resmi diadopsi dan tidak pernah dinyatakan sebagai anak yatim. Dengan demikian, mereka tidak bisa diadopsi oleh keluarga lain berdasarkan regulasi Cina.

Li memang mendapat sumbangan dari badan dan yayasan sosial. Namun merawat 73 anak membutuhkan biaya besar. Yang lebih penting lagi sulit untuk menemukan orang tua asuh yang mau merawat anak-anak dengan penuh kasih saying, termasuk mereka yang cacat. Anak cacat, menurut Li, bukan sekadar butuh uang, tapi kasih sayang.

CHINA DAILY NEWS | SETIAWAN ADIWIJAYA


Berita terkait

Ma'ruf Amin Sebut Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem Tak Terkendala Anggaran

29 September 2021

Ma'ruf Amin Sebut Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem Tak Terkendala Anggaran

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebutkan tantangan dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem saat ini bukanlah keterbatasan anggaran.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus: Pandemi Covid-19 Buktikan Pasar Bebas Gagal Beri Manfaat Sosial

4 Oktober 2020

Paus Fransiskus: Pandemi Covid-19 Buktikan Pasar Bebas Gagal Beri Manfaat Sosial

Paus Fransiskus mengatakan, pandemi Covid-19 membuktikan pasar bebas dan kebijakan ekonomi trickle-down telah gagal memberikan manfaat sosial.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Ada 362,3 ribu Orang Miskin di DKI pada 2019

12 Mei 2020

Anies Baswedan Sebut Ada 362,3 ribu Orang Miskin di DKI pada 2019

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, jumlah penduduk miskin di Ibu Kota mencapai 362,3 ribu orang pada 2019.

Baca Selengkapnya

BPS: Angka Kemiskinan September 2019 Turun jadi 9,22 Persen

15 Januari 2020

BPS: Angka Kemiskinan September 2019 Turun jadi 9,22 Persen

Meskipun angka kemiskinan turun, disparitas antara perkotaan dan perdesaan masih tinggi.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia: Ekonomi Dunia Melambat, Kemiskinan Meningkat

10 Oktober 2019

Bank Dunia: Ekonomi Dunia Melambat, Kemiskinan Meningkat

Bank Dunia memperingatkan negara-negara di Asia Timur dan Pasifik bahwa bahwa resiko penurunan pertumbuhan ekonomi semakin meningkat.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia: Urbanisasi Naik 1 Persen Turunkan Kemiskinan 1 Persen

3 Oktober 2019

Bank Dunia: Urbanisasi Naik 1 Persen Turunkan Kemiskinan 1 Persen

Bank Dunia menyebut bahwa peningkatan perpindahan warga dari daerah ke kota besar atau urbanisasi berpotensi ikut mengurangi tingkat kemiskinanan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ingin Rekor Baru Angka Kemiskinan Terwujud di 2020

28 Agustus 2019

Sri Mulyani Ingin Rekor Baru Angka Kemiskinan Terwujud di 2020

Sri Mulyani berharap pada 2020 untuk pertama kali dalam sejarah Indonesia, kemiskinan bisa turun di bawah 9 persen.

Baca Selengkapnya

Bappenas: Pemerintah Beri 4.500 Bantuan Hukum untuk Warga Miskin

19 Juli 2019

Bappenas: Pemerintah Beri 4.500 Bantuan Hukum untuk Warga Miskin

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebut pemerintah telah memberikan lebih dari 4.500 bantuan hukum untuk warga miskin dan rentan miskin.

Baca Selengkapnya

Malaysia Gelar Layanan Kesehatan Gratis untuk Orang Miskin

29 Desember 2018

Malaysia Gelar Layanan Kesehatan Gratis untuk Orang Miskin

Pemerintah Malaysia juga memberikan uang pengganti pendapatan bagi pasien yang sakit.

Baca Selengkapnya

Sudirman Said: Angka Kemiskinan BPS Tunjukkan Masyarakat Rentan

19 Oktober 2018

Sudirman Said: Angka Kemiskinan BPS Tunjukkan Masyarakat Rentan

Direktur Materi dan Debat, Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Uno, Sudirman Said, menilai angka kemiskinan BPS menunjukkan masyarakat rentan.

Baca Selengkapnya