Beginilah Nasib Perawan di Tangan ISIS

Reporter

Kamis, 21 Mei 2015 16:23 WIB

Seorang wanita Sunni dan anak-anaknya menangis saat tiba di Baghdad setelah melarikan diri dari kampung halamannya Ramadi akibat tindak kekerasan di Irak, 19 Mei 2015. Tentara Irak mengerahkan tanks dan senjata artilleri di Ramadi bersiap-siap mengadapi Negara Islam (ISIS). REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, New York - Kelompok teroris Negara Islam di Suriah dan Irak (ISIS) menyeleksi gadis-gadis cantik yang masih perawan dari perempuan yang ditangkap sebelum mengirim mereka ke Suriah untuk dijadikan budak seks. Hal ini disampaikan Zainab Bangura, perwakilan khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang kekerasan seksual.

Dalam laporan itu disebutkan tentang nasib seorang perempuan yang mencoba melawan saat akan dijadikan budak seks. "Satu korban dibakar hidup-hidup karena menolak untuk melakukan adegan seksual yang ekstrim," kata Zaenab.

Ia telah melakukan perjalanan ke Suriah, Irak, Turki, Lebanon, dan Yordania dan berbicara dengan wanita yang mengalami kekerasan seksual di tangan militan, khususnya perempuan minoritas Yazidi.

Dia berbicara tentang bagaimana milisi ISIS melucuti gadis-gadis hingga telanjang, melakukan tes keperawanan, dan mengirim mereka ke lelang budak sebelum (sering) membunuh suami, ayah dan saudara mereka.

Proses tawar menawar biasanya berlangsung seru dan sengit di mana gadis-gadis tersebut dijual dalam keadaan telanjang.

"Pemimpin ISIS adalah yang pertama memilih, diikuti oleh para milisi," kata Zaenab. "Mereka sering memilih tiga atau empat gadis dan kemudian menjualnya beberapa bulan kemudian setelah merasa bosan," katanya kepada Middle East Eye.

Dia mengisahkan, bagaimana ia mendengar pengakuan seorang gadis yang mengaku telah diperdagangkan 22 kali dan seorang pemimpin ISIS harus menulis namanya di tangan gadis itu untuk menunjukkan bahwa dia adalah miliknya.

Beberapa wanita yang ketakutan dan putus asa, bahkan menggunakan jilbab mereka untuk menggantung diri agar dapat terhindar dari penderitaan itu. Membuat para pemerkosa dari milisi ISIS melarang wanita mengenakan jilbab di beberapa daerah.

Menurut Zaenab, perempuan di daerah itu telah dipaksa berjanji pada milisi untuk menjadi alat rekrutmen dan alat pendanaan kelompok teror melalui perdagangan, prostitusi dan uang tebusan.

MIRROR | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

2 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

21 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

22 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

30 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

31 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

33 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

33 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

33 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

34 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

34 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya