Gempa Nepal, 2 WNI Pendaki Everest Masih Dicari

Reporter

Editor

Grace gandhi

Minggu, 26 April 2015 14:55 WIB

Seorang sherpa atau pemandu gunung membersihkan tumpukan sampah di gunung paling tinggi di dunia Everest. Banyak pendaki tertantang untuk menaklukan gunung ini, namun para pendaki juga meninggalkan banyak sampah. Nepal, 23 Mei 2010. Namgyal Sherpa/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri masih mencari tahu keberadaan dua pendaki puncak Mount Everest yang diduga terkena dampak gempa di Nepal pada Sabtu, 25 April 2015. Seluruhnya ada lima pendaki Indonesia. Namun baru tiga orang yang sudah bisa dihubungi.

"Tiga orang itu selamat," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir saat dihubungi pada Ahad, 26 April 2015.

Gempa berkekuatan 7,8 Skala Ritcher melanda Nepal. Saat ini diperkirakan lebih dari dua ribu orang tewas. Selain itu, juga terdapat 61 pendaki yang terkena longsoran Everest, 17 di antaranya sudah dinyatakan meninggal dunia.

Kementerian Luar Negeri juga mengabarkan saat ini bandar udara di Nepal tidak bisa digunakan. Sampai sekarang Kementerian masih mengidentifikasi informasi dan mengidentifikasi keadaan warga Indonesia pasca-gempa.

Seperti diberitakan The Guardian sebelumnya, gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter di Nepal turut mengguncang Pegunungan Everest. Akibatnya, longsoran salju Everest menewaskan para pendaki yang tengah berada di gunung itu.

Pendaki gunung asal Rumania, Alex Gavan, sempat mencuit di akun Twitter-nya tentang kondisi di lereng Pegunungan Everest saat gempa terjadi. Alex termasuk salah satu yang selamat setelah berhasil keluar dari tenda yang terkena longsoran salju saat gempa terjadi.

"Ini bencana sangat besar. Tolong bantu kirimkan tim evakuasi ke area base camp. Banyak orang meninggal, lebih banyak lagi yang terluka parah. Jika terlambat ditolong, korban jiwa akan lebih banyak jatuh," kata Gavan, seperti dilansir oleh The Guardian, Minggu, 26 April 2015.

Selain itu, para pendaki yang terjebak di camp masing-masing berlomba mengirimkan sinyal bantuan agar helikopter dapat segera mengevakuasi korban yang terluka parah. Namun Staf Kementerian Pariwisata Nepal Gyanendra Shrestha mengatakan longsoran salju mengakibatkan jarak pandang sangat buruk untuk penerbangan sehingga kemungkinannya kecil untuk segera mengirimkan tim evakuasi.

Sedikitnya, ada 300 pendaki dunia yang ada di Gunung Everest saat gempa mengguncang Nepal. Pendaki yang ada di area puncak Everest adalah yang paling penting untuk dievakuasi. Pasalnya, Khumbu Icefall, jalan yang sudah dipasangi tali dan tangga dan biasa dilewati pendaki untuk mencapai area yang lebih tinggi, sudah rusak parah akibat gempa. Ratusan suku lokal Nepal, Sherpa, juga terjebak di tengah longsoran salju Everest.

Pendaki asal Inggris, Gareth Douglas, juga sempat mem-posting di Facebook bahwa timnya dalam keadaan baik-baik saja. "Base camp kami yang ada di bagian utara Everest baik-baik saja. Sementara itu, ABC (advanced base camp) juga oke, tapi ada longsoran yang menyebabkan satu pendaki patah kaki," ujar Douglas.

Choti Sherpa, Staf Asosiasi Pendaki Gunung Everest, mengatakan dirinya tak dapat menghubungi satu pun keluarga atau rekan kerjanya yang sedang ada di Everest saat ini. "Kami semua sangat khawatir karena tak ada satu pendaki pun yang menjawab telepon," kata dia.

Bulan April merupakan saat yang paling banyak diminati oleh para pendaki dunia untuk mendaki gunung Everest. Peristiwa longsor di base camp puncak Gunung Everest sebelumnya terjadi pada April 2014, yang menewaskan 16 orang.

ROBBY IRFANY | YOLANDA RYAN ARMINDYA | THE GUARDIAN

Berita terkait

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

23 jam lalu

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

Gempa berkekuatan 5,5 Magnitudo selama kurang dari 10 detik menggoyang wilayah Mataram, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat

Baca Selengkapnya

Alasan Korban Bencana Alam Tidak Ditanggung oleh BPJS. Bagaimana Aturannya?

1 hari lalu

Alasan Korban Bencana Alam Tidak Ditanggung oleh BPJS. Bagaimana Aturannya?

BPJS Kesehatan memang memiliki aturan tertentu terkait penanganan korban bencana alam. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

1 hari lalu

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam slab Lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Mengenang Gempa Bumi Dahsyat Sichuan 2008 Berkekuatan 7,9 SR: Sekitar 90 Ribu Jiwa Tewas

2 hari lalu

Mengenang Gempa Bumi Dahsyat Sichuan 2008 Berkekuatan 7,9 SR: Sekitar 90 Ribu Jiwa Tewas

Gempa bumi dahsyat Sichuan yang terjadi pada 12 Mei 2008 menjadi salah satu gempa dengan korban jiwa terbanyak yang terjadi di China.

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

7 hari lalu

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

7 hari lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

8 hari lalu

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

Pacitan diguncang gempa bumi dengan magnitudo M5,0, Selasa, 7 Mei 2024 pukul 10.34 WIB.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

8 hari lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

10 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

11 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya