Serangan Museum di Tunisia Sudah Tewaskan 22 Orang

Reporter

Kamis, 19 Maret 2015 03:46 WIB

Di dalam museum di mana barang-barang dari orang-orang Berber ditampilkan di dekat Matmata, Tunisia, 13 Desember 2014. Ahmet Izgi/Anadolu/Getty Images

TEMPO.CO, Tunis - Serangan sejumlah pria bersenjata otomatis Kalashnikov ke museum nasional Bardo dan kompleks parlemen, di Tunis, Ibu Kota Tunisia, pada Rabu, 18 Maret 2015 kini telah menewaskan 20 wisatawan asing dan dua warga lokal.

"Ada 22 tewas termasuk 20 dari Afrika Selatan, Prancis, Polandia dan wisatawan Italia," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Mohamed Ali Aroui. Ia menambahkan, 42 orang terluka akibat insiden mengerikan ini.

Perdana Menteri Habib Essid sebelumnya mengatakan ada 17 warga asing tewas. Mereka berasal dari Polandia, Italia, Jerman dan Spanyol. Serangan itu dibalas tembakan polisi ke penyerang yang menyebabkan dua pelaku tewas.

Essid mengatakan orang-orang bersenjata dan berseragam militer, menembaki para wisatawan saat mereka turun dari bus dan mengejar mereka di dalam museum. Para penumpang bus langsung kocar kacir. Darah tumpah di halaman dan di dalam museum.


Presiden Beji Caid Essebsi menyebut serangan itu merupakan kejahatan yang mengerikan. Pemerintah, katanya, kini tengah mengambil langkah untuk mencegah serangan lebih lanjut.

"Kami ingin memastikan bahwa hal-hal tersebut tidak akan terjadi lagi," kata Essebsi kepada AFP saat ia mengunjungi korban di rumah sakit Tunis.

Di Tunisia, serangan kepada orang asing ini yang terburuk sejak bom bunuh diri Al Qaeda di rumah ibadah orang Yahudi, Sinagoge yang menewaskan 14 orang Jerman, dua Prancis, dan lima orang Tunisia di Pulau Djerba pada 2002. Aksi kemarin siang juga amat memukul Tunisia lantaran perekonomian negara itu tergantung pada sektor pariwisata.


CHANNELNEWSASIA| ISTI



Advertising
Advertising

Berita terkait

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

4 hari lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

6 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

6 hari lalu

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

Airlangga mengatakan setiap kali ada krisis ketegangan, emas dijadikan sebagai safe haven.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

15 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

17 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

18 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

19 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

21 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

21 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

23 hari lalu

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.

Baca Selengkapnya