TEMPO.CO, Bangkok - Ibu kota Thailand, Bangkok, dalam status siaga atas kemungkinan terjadinya ledakan bom setelah bom meledak di halaman parkir gedung pengadilan di Jalan Ratchadaphisek pada Sabtu, 7 Maret 2015.
Dua tersangka yang merencanakan peledakan itu telah ditangkap aparat polisi. Seorang tersangka mengaku dibayar untuk melakukan ledakan. Selain itu, ledakan ditujukan untuk menarik perhatian Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap situasi di Thailand. Ledakan di area pengadilan itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Ledakan ini terjadi sebulan setelah ledakan bom pipa di satu pusat perbelanjaan di pusat kota yang melukai dua orang. Ada dugaan pelakunya adalah kelompok kaus merah pendukung mantan Perdana Menteri Yingluk Shinawatra yang dilengserkan pada tahun lalu.
Setelah militer mengambil alih pemerintahan Yingluck Shinawatra pada Mei tahun lalu, undang-undang darurat diberlakukan di Thailand.
Sejak pemberlakuan undang-undang darurat, pertemuan politik dan kritik terhadap pemerintah diharamkan. Begitu juga larangan untuk melakukan unjuk rasa. Warga sipil pun dapat diadili di pengadilan militer tanpa diperbolehkan mengajukan banding.
CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA
Berita terkait
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina
18 November 2018
Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.
Baca Selengkapnya110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini
26 Oktober 2017
Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.
Baca SelengkapnyaInterpol Diminta Tangkap Yingluck yang Kabur ke Inggris
6 Oktober 2017
Interpol diminta bantuan polisi Thailand untuk menangkap eks Perdana Menteri, Yingluck Shinawatra yang kabur ke di Inggris.
Baca SelengkapnyaJunta Thailand Buru Eks Perdana Menteri Yingluck ke Dubai
29 September 2017
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan Yingluck Shinawatra, perdana menteri yang digulingkan junta militer, tinggal di Dubai.
Baca SelengkapnyaThaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand
30 Agustus 2017
Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.
Baca SelengkapnyaTinggalkan Putranya di Bangkok, Yingluck Cari Suaka ke Inggris
29 Agustus 2017
Sumber dari Partai Pheu Thai mengatakan bahwa Yingluck meninggalkan anak laki-lakinya yang berusia 15 tahun di Thailand setelah terbang ke Dubai
Baca SelengkapnyaYingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya
27 Agustus 2017
Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.
Baca SelengkapnyaEks PM Thailand Yingluck Kabur ke Singapura Menjelang Vonis
25 Agustus 2017
Eks PM Thailand, Yingluck Shinawatra kabur ke Singapura setelah mangkir di sidang perkara korupsi subsidi beras.
Baca SelengkapnyaMangkir Dengarkan Vonis, Yingluck Terancam Ditangkap
25 Agustus 2017
Mahkamah Agung Thailand mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Yingluck Shinawatra, setelah ia mangkir dari sidang pembacaan vonis
Baca SelengkapnyaHebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand
11 Agustus 2017
Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat
Baca Selengkapnya