TEMPO.CO, Moskow - Aparat keamanan Rusia menangkap dua tersangka pembunuh politisi oposisi Boris Nemtsov, Sabtu, 7 Maret 2015. Nemtsov, oposisi yang kerap mengkritik keras Presiden Vladimir Putin, ditembak dari belakang sebanyak empat kali saat berjalan pulang di sebuah jembatan dekat Kremlin pada Jumat, 27 Februari malam lalu.
"Saya ingin memberitahukan bahwa kerja yang dilakukan selama ini menghasilkan dua tersangka yang ditahan hari ini. Mereka adalah Anzor Gubashev dan Zaur Dadayev,” kata Direktur Federal Security Service (FSB), Alexander Bortnikov di jaringan televisi nasional Rusia, Channel One.
Bortnikov tidak memberikan gambaran detail penangkapan kedua tersangka. Dia hanya menjelaskan bahwa penyelidikan masih terus berlangsung. Kantor berita Rusia, RIA Novosti mengutip pernyataan Bornikov bahwa keduanya berasal dari Kaukasus.
Adapun rekan dekat Nemtsov, Ilya Yashin, menanggapi kabar penangkapan tersebut dengan hati-hati. Dia mengkhawatirkan para tersangka hanyalah ‘kambing hitam’ dan menuntut aparat untuk menemukan serta mengadili dalang pembunuhan. “Jika semuanya berakhir dengan penahanan ‘kambing hitam’, terlepas dari apakah mereka benar-benar pembunuh atau bukan, tidak disangsikan lagi, praktek pembunuhan politik akan terus terjadi,” kata Yashin seperti dilansir Reuters.
Orang-orang dari Kaukasus Utara kerap jadikan tersangka dalam pembunuhan yang menonjol di Rusia, termasuk pembunuhan Anna Politkovskaya, wartawan yang kritis terhadap Kremlin pada 2006. Juga warga negara Amerika Serikat, wartawan Majalah Forbes edisi Rusia, Paul Klebnikov pada 2004.
Pihak oposisi menuding Putin bertanggung jawab atas pembunuhan deputi perdana menteri di era Presiden Boris Yeltsin itu.
Rabu lalu, Presiden Putin mengakui bahwa pembunuhan Nemtsov berlatar belakang politik dan menyatakan kasus tersebut telah mempermalukan Rusia. Dalam pertemuan di Kementerian Dalam Negeri yang ditayangkan jaringan televisi nasional, Putin menegaskan Rusia harus terbebas dari kejahatan-kejahatan yang banyak disorot termasuk yang bermotif politik.
Nemtsov sendiri, beberapa pekan sebelum kematiannya, menyatakan takut dibunuh oleh Putin. Hal ini terutama karena Nemtsov yakin akan keterlibatan Putin dalam perang di Ukraina. ” Saya takut Putin akan membunuh saya. Saya yakin dia adalah salah seorang yang memicu perang di Ukraina,” kata Nemtsov kepada situs berita Rusia, Sobesednik yang dikutip VOA, Sabtu.
Putri Nemtsov, Zhanna Nemtsova, yang tinggal di Jerman menyatakan Presiden Rusia harus bertanggung jawab secara politik atas pembunuhan ayahnya.
Kematian Nemtsov menuai reaksi dari sejumlah pemimpin dunia. Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengutuk pembunuhan Nemtsov, yang disebutnya “jembatan” antara Ukraina dan Rusia. Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyebut pembunuhan tersebut brutal dan menyatakan Rusia harus segera menggelar penyelidikan yang imparsial. Adapun Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan kemarahan atas kematian Nemtsov yang disebutnya sebagai ‘pembela demokrasi’.
Aksi anti-Putin yang sedianya dipimpin Nemstov di Moskow Ahad lalu, berubah menjadi aksi perkabungan dan dihadiri ribuan orang. Dia telah dimakamkan di Moskow, Selasa lalu. Pemakaman itu dihadiri para diplomat Eropa dan kalangan politisi.
BBC | REUTERS | CNN | VOA | NATALIA SANTI
Berita terkait
Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri
13 November 2017
Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.
Baca SelengkapnyaRusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara
17 Oktober 2017
Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.
Baca SelengkapnyaROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir
29 September 2017
ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..
Baca SelengkapnyaBerkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap
27 September 2017
Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.
Baca SelengkapnyaRusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik
6 September 2017
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik
Baca SelengkapnyaPresiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika
1 September 2017
Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.
Baca SelengkapnyaDuta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang
24 Agustus 2017
Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum
Baca SelengkapnyaLiburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin
6 Agustus 2017
Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.
Baca SelengkapnyaPutin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun
31 Juli 2017
Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.
Baca SelengkapnyaKucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak
27 Juli 2017
Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.
Baca Selengkapnya