Venezuela Balas Kurangi Staf Kedutaan Amerika Serikat

Reporter

Selasa, 3 Maret 2015 18:17 WIB

Nicolas Maduro berpidato dalam acara penyerahan rumah susun pemerintah kepada rakyat berpenghasilan rendah di Caracas, Venezuela, 5 September 2014. REUTERS/Miraflores Palace

TEMPO.CO,Caracas - Perseteruan politik Venezuela-Amerika Serikat memuncak. Venezuela meminta AS mengurangi jumlah anggota staf kedutaan besarnya di Karakas dari 100 menjadi 17 orang. Negeri itu memberikan batas waktu selama 15 hari kepada AS.

"Kami memberikan batas waktu 15 hari kepada Amerika Serikat agar segera mengurangi jumlah personelnya di sini," ucap Menteri Luar Negeri Venezuela Delcy Rodriguez, Senin, 2 Maret 2015.

Kantor berita pemerintah Venezuela, Agencia Venezolana de Noticias, mengatakan Kedutaan Besar AS diminta mengurangi jumlah anggota stafnya hingga 17 orang sesuai dengan jumlah personel Venezuela yang bekerja di kedutaan di AS.

Bulan lalu, pemerintah AS menyetujui undang-undang yang menyebutkan bahwa sejumlah pejabat Venezuela terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia. Karena itu, visa mereka harus dicabut dan seluruh aset mereka di AS dibekukan.

Menyusul keputusan tersebut, Presiden Venezuela Nicolas Maduro langsung mengeluarkan pernyataan keras. Dia mengatakan warga AS membutuhkan visa untuk mengunjungi Venezuela.

Di samping itu, Venezuela juga menyampaikan pengumuman tentang pelarangan terhadap pejabat penting AS memasuki wilayah Venezuela karena dianggap terlibat dalam pengeboman di Irak, Suriah, Vietnam, serta aksi teroris lain.

Para pejabat itu termasuk George W. Bush; bekas wakil presiden, Dick Cheney; bekas Direktur CIA, George Tenet; dan beberapa anggota Kongres, antara lain Ileana Ros-Lehtinen, Bob Menendez, dan Mario Diaz-Balart.

Pada Sabtu, 28 Februari 2015, Maduro mengumumkan bahwa mereka telah menangkap sejumlah warga AS karena terlibat dalam aksi spionase dan merekrut aktivis. "Mereka yang ditangkap itu di antaranya seorang pilot AS asal Amerika Latin. Kini dia ditahan di barat daya perbatasan Negara Bagian Tachira."

Maduro mengatakan pilot tersebut ditangkap karena menyimpan berbagai dokumen dan saat ini sedang diinterogasi oleh pihak berwajib.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah Venezuela kerap menyampaikan tuduhan serupa meskipun tidak menjelaskan substansi masalah sebenarnya. "Ada banyak retorika anti-Amerika datang dari pemerintah Venezuela tanpa alasan mendasar," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Marie Harf, Senin, 2 Maret 2015.



CNN | CHOIRUL

Berita terkait

Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela

6 Juli 2017

Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela

Pemerintah Venezuela harus secepatnya melindungi anggota parlemen dan memberikan pengobatan terhadap korban serangan yang mengalami luka-luka

Baca Selengkapnya

Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube

5 Juli 2017

Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube

Polisi Venezuela yang buron setelah mencuri helikopter untuk melemparkan granat ke Mahkamah Agung mendadak muncul di YouTube.

Baca Selengkapnya

Pilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu

29 Juni 2017

Pilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu

Pasukan khusus Venezuela memburu pilot helikopter Oscar Perez, 36 tahun, yang menyerang gedung Mahkamah Agung dengan granat.

Baca Selengkapnya

Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?  

28 Juni 2017

Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?  

Polisi muda Venezuela muncul dalam rekaman video di Instagram menjelaskan alasan granat dilempar ke gedung Mahkmah Agung.

Baca Selengkapnya

Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung  

28 Juni 2017

Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung  

Helikopter milik polisi Venezuela dipakai untuk melemparkan 4 granat ke gedung Mahkamah Agung dan menembaki gedung Kementerian Dalam Negeri.

Baca Selengkapnya

Dilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara

2 Mei 2017

Dilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara

Ini adalah kenaikan gaji ketiga di Venezuela sepanjang 2017 dan ke-15 kalinya sejak Maduro berkuasa pada 2013.

Baca Selengkapnya

Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS  

28 April 2017

Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS  

Venezuela segera keluar dari organisasi negara-negara Amerika atau OAS setelah Presiden Nicolas Maduro dijuluki diktator.

Baca Selengkapnya

Menakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar  

25 April 2017

Menakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar  

Rekaman memperlihatkan cara bayi keluar dari perut si ibu tanpa bantuan tim medis saat operasi caesar berlangsung.

Baca Selengkapnya

Tiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela  

20 April 2017

Tiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela  

Sedikitnya tiga orang tewas dalam unjuk rasa di Venezuela yang menuntut Presiden Nicolas Maduro mundur dari jabatannya.

Baca Selengkapnya

Kekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB

25 Maret 2017

Kekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB

Federasi Farmasi Venezuela memperkirakan sekitar 85 persen obat tidak tersedia bagi warga Venezuela.

Baca Selengkapnya