TEMPO.CO, Moskow - Pemimpin oposisi Rusia, Boris Nemtsov, ditembak mati di pusat kota Moskow, Jumat, 27 Februari 2015, menjelang unjuk rasa akbar kalangan opsisi pekan ini. Dia adalah salah seorang pengecam keras Presiden Vladimir Putin.
Menurut informasi awal, orang tak dikenal menembak Boris Nemtsov sedikitnya delapan kali dari mobil ketika ia sedang berjalan di Jembatan Bolshoi Moskvoretsky. Ia roboh dengan tubuh bersimbah darah.
Komite Investigasi Rusia membenarkan kabar kematiannya dan mengatakan telah memulai penyelidikan kriminal. Komite, yang bertanggung jawab langsung kepada Putin, mengatakan investigator berpengalaman akan diterjunkan untuk menangani kasus ini.
Nemtsov memulai karier politiknya sebagai Gubernur Nizhny Novgorod di Rusia tengah, lalu menjadi wakil perdana menteri pada akhir 1990-an saat Rusia berada di bawah pimpinan Boris Yeltsin. Setelah meninggalkan parlemen pada 2003, ia membantu mendirikan dan memimpin beberapa partai dan kelompok oposisi.
Pembunuhan Nemtov terjadi menjelang unjuk rasa oposisi utama yang dijadwalkan berlangsung pada 1 Maret mendatang.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Rusia, Yelena Alekseyeva, kepada wartawan di tempat kejadian menyatakan Nemtsov sedang berjalan dengan seorang wanita ketika ditembak. Wanita itu, yang berasal dari Ukraina, kini sedang diperiksa. Menteri Dalam Negeri Vladimir Kolokoltsev kini mengambil alih penyelidikan kriminal.
Mikhail Kasyanov, mantan perdana menteri yang kini menjadi salah satu pemimpin oposisi, menyebut Nemtsov sebagai martir. "Ini adalah ganjaran atas fakta bahwa Boris selama bertahun-tahun konsisten berjuang menjadikan Rusia negara demokratis yang bebas," katanya.
AP | INDAH P.
Berita terkait
Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri
13 November 2017
Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.
Baca SelengkapnyaRusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara
17 Oktober 2017
Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.
Baca SelengkapnyaROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir
29 September 2017
ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..
Baca SelengkapnyaBerkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap
27 September 2017
Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.
Baca SelengkapnyaRusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik
6 September 2017
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik
Baca SelengkapnyaPresiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika
1 September 2017
Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.
Baca SelengkapnyaDuta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang
24 Agustus 2017
Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum
Baca SelengkapnyaLiburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin
6 Agustus 2017
Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.
Baca SelengkapnyaPutin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun
31 Juli 2017
Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.
Baca SelengkapnyaKucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak
27 Juli 2017
Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.
Baca Selengkapnya