TEMPO.CO, London - Sebuah lembaga think tank yang berbasis di Inggris, The Quilliam Foundation, mengatakan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berencana untuk menggunakan Libya sebagai "gerbang" menuju Eropa. Pernyataan mereka didasarkan pada sebuah dokumen yang dirilis oleh pendukung ISIS, termasuk surat-surat yang diunggah oleh propagandis ISIS di Internet.
Dalam surat-surat itu, kelompok ini menyatakan rencana untuk berlayar menyeberangi Laut Mediterania untuk mencapai pantai "yang dikuasai negara-negara Kristen di selatan." Hal ini menurut dokumen yang dirilis oleh lembaga itu. Rencana itu menjelaskan pentingnya Libya sebagai provinsi baru dari kekhalifahan mereka yang kini sudah mencakup sebagian besar wilayah Suriah dan Irak.
Dalam sebuah video ISIS tentang pemenggalan 21 warga Kristen Mesir di Libya pekan lalu, seorang algojo ISIS menunjuk ke utara dan mengatakan, "Kami akan menaklukkan Roma, dengan izin Allah."
Surat-surat ISIS diklaim mengatakan jika Libya dieksploitasi dengan baik, maka akan bisa membantu meringankan "tekanan" pada wilayah yang telah dikuasai ISIS di Suriah dan Irak. Kelompok ini juga berencana akan mulai memanfaatkan persenjataan berat yang jatuh ke tangan pemberontak Libya setelah penggulingan rezim Muammar Qaddafi pada 2011.
"Menampilkan sebuah video tentang kebrutalan yang luar biasa adalah cara mereka untuk mendapatkan perhatian dari media internasional," kata Charlie Winter, seorang peneliti di Quilliam, pada Al Arabiya News. "Kita tahu bahwa ISIS memiliki dukungan yang besar dan signifikan di Libya. Rekaman ini mencoba menggambarkan diri mereka sebagai aktor dominan di sana."
Menteri Luar Negeri Italia Paolo Gentiloni mengatakan keberadaan ISIS di Libya sangat berisiko. "Harus ada suatu perubahan cepat dalam upaya global untuk memulihkan stabilitas di negara itu," katanya. Ratusan migran Afrika berlayar setiap bulan dari Libya ke pantai selatan Italia. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa militan ISIS bisa menyaru dengan mereka untuk menjangkau Eropa.
Kekhawatiran yang sama pernah dilontarkan wakil pemerintah Mesir di Inggris. "Selama ini banyak manusia perahu yang ingin berimigrasi ke Eropa mencoba untuk menyeberangi Mediterania ... dalam beberapa minggu ke depan, jika kita tidak bertindak bersama-sama, sekapal penuh teroris akan dengan gampang sampai di sini," ujar Duta Besar Mesir untuk Inggris.
AL ARABIYA | INDAH P.
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
2 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
21 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
22 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
30 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
31 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
33 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
33 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
33 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
34 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
34 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya