TEMPO.CO, Jeddah - Angka penganggur di negara superkaya Arab Saudi mencapai 650 ribu orang. Jumlah tersebut meliputi 258 ribu laki-laki dan 392 ribu perempuan. Namun demikian, melalui pernyataan yang disampaikan pada Ahad, 15 Februari 2015, Kerajaan Arab Saudi mengklaim telah berhasil menurunkan angka tersebut hingga 11,7 persen lewat program nasional Nitaqat.
Menurut Departemen Statistik dan Informasi Arab Saudi, angka penganggur yang selama ini ditulis media massa adalah tidak benar. "Angka tersebut tidak mewakili jumlah penganggur di Arab Saudi."
Sebelumnya beredar laporan yang menyebutkan angka penganggur di kalangan perempuan Saudi pada 2013 mencapai 34 persen, sedangkan di lingkungan lelaki 6,2 persen. "Angka di lingkungan lelaki berkurang karena tenaga ahli di kalangan mereka meningkat."
Untuk mengatasi pengangguran, Kementerian Perburuhan Arab Saudi melalui program Nitaqat sejak 20 April 2014 menerapkan tiga aksi bagi warga Saudi. Para penganggur disebarkan ke berbagai sektor swasta. Tidak dijelaskan secara detail apa saja tiga aksi dalam program tersebut
Hingga akhir 2015, program Nitaqat diperkirakan dapat menyediakan lapangan kerja bagi 750 ribu warga Saudi. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hingga 15,6 persen sepanjang 2015.
Pencapaian tersebut dibantah oleh para penggiat blog di Saudi. Mereka mengatakan angka penganggur di kalangan pria dan wanita Arab Saudi jauh lebih besar daripada data yang disampaikan Kerajaan kepada publik. "Jumlah total angka penganggur di Saudi lebih dari satu juta orang," ucap salah seorang narablog. Bahkan narablog lain menyebut angka enam juta orang.
Sementara itu, blogger yang tak bersedia disebutkan identitasnya menerangkan bahwa angka penganggur di Saudi mencapai 1,5 juta jiwa, terdiri atas lelaki dan perempuan. Dia meragukan angka yang dikeluarkan Departemen Statistik. "Saya rasa kaum penganggur di desa-desa terpencil tidak dihitung oleh Departemen," katanya.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Berita terkait
Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman
13 November 2017
Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh
25 Oktober 2017
Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat
25 Oktober 2017
Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.
Baca SelengkapnyaBertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun
6 Oktober 2017
Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.
Baca SelengkapnyaRaja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya
4 Oktober 2017
Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.
Baca SelengkapnyaGoyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi
23 Agustus 2017
Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan
Baca SelengkapnyaTerungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman
15 Agustus 2017
Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.
Baca SelengkapnyaDabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan
15 Agustus 2017
Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik
Baca SelengkapnyaSaudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran
14 Agustus 2017
Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata
2 Agustus 2017
Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.
Baca Selengkapnya