Yordania Gempur Basis ISIS di Suriah

Reporter

Jumat, 6 Februari 2015 15:22 WIB

Pesawat tempur milik angkatan udara Yordania lepas landas untuk menyerang Negara Islam (ISIS) di Raqqa, Suriah, 5 Februari 2015. REUTERS/Petra News Agency

TEMPO.CO, Amman - Yordania melancarkan serangan udara baru ke basis kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah, Kamis, 5 Februari 2015. Gempuran jet tempur itu dilancarkan sehari setelah Raja Abdullah II berjanji balas dendam atas kematian pilot tempurnya, Letnan Moaz al-Kassasbeh.

Angkatan Bersenjata Yordania tidak menjelaskan secara terbuka mengenai target operasi udara yang digencarkan pada Kamis, 5 Februari 2015. Namun sumber Al Jazeera menuturkan Raja Abdullah II telah berbicara kepada ayah Moaz, Safi al-Kassasbeh, bahwa pesawat tempur Yordania telah kembali setelah terbang dari Raqqa, basis pertahanan ISIS di Suriah.

"Jet tempur Angkatan Bersenjata Kerajaan Yordania baru saja tiba dari Raqqa setelah membombardir dan meluluhlantakkannya," kata Safi. "Insya Allah, kita akan mengakhiri keberadaan mereka di Suriah. Kami memohon kepada Allah untuk membantu memusnahkan mereka."

Al Jazeera juga mendapatkan informasi dari sumber kepolisian perbatasan Irak di Provinsi Anbar, Irak barat. Sumber tersebut menyatakan pasukan Yordania telah bergerak mendekati perbatasan Irak, tak jauh dari kawasan Rowaished. Si sumber mengatakan gerakan pasukan berjumlah besar itu tidak seperti biasanya pada masa lalu. "Sepertinya pasukan tersebut mendirikan perkemahan di sana," ujar sumber itu.

Yordania telah ambil bagian dalam koalisi militer pimpinan Amerika Serikat untuk membombardir basis pertahanan ISIS di Suriah dan Irak. Namun, hingga sekarang, jet tempur Yordania hanya melakukan serangan udara di Suriah.

Eksekusi dengan cara membakar hidup-hidup Moaz, pilot yang ditangkap milisi ISIS ketika jet tempurnya, F-16, ditembak jatuh di Raqqa, Suriah, pada Desember 2014, membuat marah rakyat Yordania. Aksi kejam itu juga membuat militer Yordania beraksi membalas kematiannya. "Yordania bertekad membalas kematian itu," kata koresponden Al Jazeera, Nisreeen el-Shamayleh, yang melaporkan dari Al-Karak.

Raja Abdullah II mempercepat kunjungannya di AS dan segera terbang ke Amman, Rabu, 4 Februari 2015, setelah video eksekusi Moaz beredar luas. Pada Rabu, 4 Februari 2015, Yordania mengeksekusi dua warga Irak anggota jaringan Al-Qaeda, Sajida al-Rishawi dan Zaad al-Karbouli. Sajida al-Rishawi dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Yordania lantaran terbukti terlibat dalam aksi bom bunuh diri yang menewaskan 60 orang.

AL JAZEERA | CHOIRUL


VIDEO TERKAIT



Advertising
Advertising

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

9 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

29 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

29 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

38 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

39 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

41 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

41 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

41 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

41 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

42 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya