Pasca-Pemakzulan Yingluck, Thailand Diteror Bom

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Senin, 2 Februari 2015 12:14 WIB

Mantan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra menyapa para jurnalis saat tiba di gedung Parlemen sebelum bertemu dengan Dewan Legislatif Nasional di Bangkok, 9 Januari 2015. Yingluck akan menjalani sidang pertama impeachment karena telah membuat Thailand pecah. REUTERS/Chaiwat Subprasom

TEMPO.CO, Bangkok - Kepolisian Thailand tengah menyelidiki ledakan dua bom yang melanda dekat pusat perbelanjaan mewah di Kota Bangkok pada Ahad malam, 1 Februari 2015. Menurut kepolisian, serangan bom tersebut bukan bertujuan menimbulkan korban jiwa, melainkan hanya meningkatkan ketegangan di kota yang diatur berdasarkan hukum militer itu.

Ledakan bom hanya menimbulkan kerusakan kecil dan mencederai satu warga, namun peristiwa itu menjadi kasus bom pertama yang mengguncang ibu kota Thailand sejak militer mengambil alih kekuasaan pada Mei tahun lalu.

Bom meledak sekitar pukul delapan malam waktu setempat di antara pusat perbelanjaan Siam Paragon dan jalur kereta layang. Ledakan disebabkan oleh dua bom pipa rakitan yang dikendalikan melalui jam digital.

“Di dalam pipa terdapat bubuk mesiu dan beberapa paku. Seorang pria terluka di tangan kiri,” kata Kolonel Kamthorn Auicharoen, kepala tim penjinak bom di kepolisian Thailand, seperti dilansir Sun Herald, Senin, 2 Februari 2015.

Dia mengatakan polisi sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi dua tersangka laki-laki yang terlihat dalam rekaman CCTV.

Ledakan bom ini terjadi saat suasana politik di Thailand tengah memanas. Militer yang mengambil alih pemerintahan sejak 22 Mei tahun lalu telah memperketat pengawasan terhadap kritik warga atas jalannya kekuasaan. Ledakan juga dikaitkan dengan pemakzulan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra, pekan lalu. (Baca: Pemilu Thailand Ditunda hingga 2016)

Juru bicara kepolisian Thailand, Letnan Jenderal Prawut Thawornsiri, mengatakan pelaku pengeboman hanya ingin memanaskan situasi negara. “Kami belum menganggap pengeboman itu bermotif politik. Tapi kami tetap menyelidiki beberapa motif,” katanya.

Ketegangan politik di Thailand sudah meninggi sejak Majelis Legislatif Nasional (NLA) memakzulkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra atas tuduhan korupsi dalam pemungutan suara pada 23 Januari lalu. Adik mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra itu juga dilarang berpolitik selama lima tahun.

Pada hari yang sama, Jaksa Agung Thailand mengumumkan bahwa Yingluck akan menghadapi tuntutan pidana karena perannya dalam skema subsidi beras selama 2011-2014. Ia diancam hukuman penjara maksimal 10 tahun.

SUNHERALD | REUTERS | ROSALINA

Berita Terkait:

Thailand dan Swedia Peringati 10 Tahun Tsunami

Sutradara Film: Pengaruh Hitler Kuat di Thailand
Karena Salam 3 Jari, Thailand Larang Hunger Games






Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya