Oposisi Terus Tekan Arroyo, Militer Berusaha Netral

Reporter

Editor

Sabtu, 9 Juli 2005 12:37 WIB

TEMPO Interaktif, Manila:Kelompok oposisi terus menekan Presiden Filipina Gloria Aroyo untuk mundur dari jabatannya. Namun, kalangan militer sejauh ini menyatakan masih akan bersikap netral menghadapi krisis politik di negeri itu. Kepala Angkatan Bersenjata Filipina, Brigadir Jenderal Efren Abu, telah mengingatkan para perwiranya agara tidak terlibat dalam kampanye untuk melengserkan Arroyo. Ini masalah politik yang serius dan harus diselesaikan melalui melalui proses yang sah dan damai, tegasnya. Karena itu, ia meminta semua pihak tak berusaha menarik-narik kalangan militer ke kancah politik. Angkatan Bersenjata tak harus terlibat di dalam cara-cara yang bertentangan dengan konstitusi, ujar Abu merujuk para pensiunan jenderal yang berpihak ke kalangan oposisi. Pihak opoisisi telah menjadwalkan untuk menggelar unjuk rasa massal, Sabtu (9/7) di kota-kota besar Filipina menuntut pengunduran diri Arroyo. Namun, pihak kepolisian kota Manila justru menurunkan status dari siaga merah di kota itu. Situasinya masih mendekati normal. Hanya ada sekelompok kecil yang teroganisir, kata Kepala Polisi Metro Filipina, Vidal Querol. Sementara itu, juru bicara kepresidenan Igancio Bunye, menatakan bahwa Presiden Arroyo merasa, "Amat sedih dan merasa dikhianati," atas pengunduran diri enam menterinya kemarin. Sebab begitu mundur, mereka pun menuntut Arroyo menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden Noli de castro. AFP

Berita terkait

Cerita Presiden Filipina Joseph Estrada Diganti Gloria Macapagal Arroyo di 2011

20 Januari 2022

Cerita Presiden Filipina Joseph Estrada Diganti Gloria Macapagal Arroyo di 2011

Pada 1998 Joseph Estrada menjadi Presiden Filipina melalui pilpres. Namun Oktober 2000 dokumen skandal korupsinya beredar, yang beruung pemakzulannya.

Baca Selengkapnya

Presiden Arroyo Terancam Dimakzulkan

24 November 2008

Presiden Arroyo Terancam Dimakzulkan

Arroyo dituduh telah menyetujui kontrak pembangunan jaringan telekomunikasi nasional yang kontroversial lewat sebuah pertemuan rahasia di Cina.

Baca Selengkapnya

Bukti Korupsi Arroyo Diserahkan ke Senat

18 Februari 2008

Bukti Korupsi Arroyo Diserahkan ke Senat

Seorang bekas konsultan pemerintah menyerahkan uang senilai Rp 115 juta, yang dipakai untuk menyuapnya agar tak membocorkan dugaan korupsi dalam rencana pembangunan jaringan pita lebar (broadband) nasional.

Baca Selengkapnya

Arroyo Didemo, Manila Tegang

15 Februari 2008

Arroyo Didemo, Manila Tegang

Massa demonstran melemparkan tomat ke wajah Presiden Arroyo dan suaminya yang dituding melakukan korupsi.

Baca Selengkapnya

Arroyo Diduga Suap Anggota Parlemen

17 Oktober 2007

Arroyo Diduga Suap Anggota Parlemen

Ajudan Istana Malacanang membagi-bagikan uang 500 ribu peso atau sekitar Rp 100 juta untuk setiap gubernur dan anggota parlemen.

Baca Selengkapnya

Filipina Masih Memburu Dulmatin

27 Januari 2007

Filipina Masih Memburu Dulmatin

Sebelumnya tersiar kabar bahwa Dulmatin terluka dalam serbuan militer Filipina ke markas Abu Sayyaf di Sulu, pekan lalu

Baca Selengkapnya

Arroyo Lolos Lagi dari Pemakzulan

24 Agustus 2006

Arroyo Lolos Lagi dari Pemakzulan

Kongres Filipina hari ini menolak upaya kedua untuk memakzulkan Presiden Gloria Macapagal Arroyo atas dugaan pelanggaran aturan dalam pemilihan umum 2004.

Baca Selengkapnya

Filipina Siaga Menghadapi Kemungkinan Kudeta

12 September 2005

Filipina Siaga Menghadapi Kemungkinan Kudeta

Militer Filipina dalam keadaan siaga satu menyusul keberangkatan Presiden Gloria Macapagal Arroyo ke New York menghadiri sidang Majelis Umum PBB.

Baca Selengkapnya

Filipina Bentuk Tim Pengawas Hemat Energi

25 Agustus 2005

Filipina Bentuk Tim Pengawas Hemat Energi

Presiden Gloria Arroyo hari ini mencanangkan gerakan hemat energi di kalangan pemerintah. Jika ingin mendapatkan dukungan dari kalangan swasta dan masyarakat luas, kita harus memperlihatkannya telebih dulu, kata Arroyo.

Baca Selengkapnya

Pemakzulan Arroyo Gagal di Parlemen

3 Agustus 2005

Pemakzulan Arroyo Gagal di Parlemen

Kalangan oposisi hanya sanggup mengumpulkan 42 tanda tangan dari 236 anggota parlemen.

Baca Selengkapnya