Terkait Charlie Hebdo, Saudi Boikot Produk Prancis

Reporter

Rabu, 21 Januari 2015 06:10 WIB

Puluhan ribu orang berunjuk rasa memprotes kartun satir nabi Muhammad, di alun-alun masjid Chechnya di Grozny, Chechnya, 19 Januari 2015. Puluhan ribu orang berunjuk rasa memprotes kartun sampul majalah Prancis Charlie Hebdo tentang nabi, dan dikecam sebagai tindakan "vulgar dan tidak bermoral". REUTERS/Eduard Korniyenko

TEMPO.CO, Jeddah - Warga Arab Saudi dan negara-negara asing melakukan kampanye boikot produk asal Prancis sehubungan dengan penerbitan kartun yang dianggap menghina Nabi Muhammad oleh tabloid mingguan Charlie Hebdo.

"Kami menyerukan memboikot produk makanan dan parfum Prancis untuk menghantam ekonomi negeri itu. Sebab, mereka tidak mengindahkan perasaan umat muslim melalui penerbitan kartun yang menghujat. Ini solusi terbaik mempertahankan Islam dan junjungan kami, Nabi Muhammad," bunyi sebuah pesan yang diunggah oleh seseorang melalui jejaring sosial. Pesan yang sama juga beredar melalui website yang ditujukan terhadap produk terkenal Prancis lainnya.

Adel Hassan, seorang warga Saudi, mengatakan dirinya berencana ikut memboikot. "Ya, saya akan berhenti membeli produk Prancis sebab hujatan terhadap Islam masih terus berlangsung," katanya. Dia menerangkan Prancis telah lupa bahwa mereka memiliki banyak perusahaan eksplorasi di Arab Saudi. Para pelanggannya mesti diyakinkan bahwa produk-produk tersebut harus dibuang ke tempat sampah, tidak usah dibeli.

Dari negara Timur Tengah lainnya, pengguna jejaring sosial di Yordania melancarkan seruan memboikot produk Prancis dengan judul "Boikot Prancis." Para aktivis di negeri ini mendesak digelarnya aksi melawan investasi Prancis di Yordania, yang meliputi perlawanan terhadap perusahaan gas Total dan supermarket Carrefour.

Para aktivis itu mengaku telah mendapatkan dukungan lebih dari 4.000 pengguna akun Facebook. "Kampanye ini bertujuan membuat Prancis tidak nyaman hingga hinaan kartun tersebut diakhiri."

Emad Kareem, seorang praktisi public relations lokal di Arab, mengatakan kepada Arab News bahwa beberapa perusahaan Prancis telah menggunakan jasa mereka untuk menangani reaksi konsumen muslim. Dia menyebutkan sejumlah firma Prancis saat ini gencar melancarkan kampanye citra perusahaan agar mereka dapat mengurangi dampak penjualan akibat aksi boikot. "Ada beberapa perusahaan Prancis, khususnya di negara-negara Teluk Arab, yang mengimpor produk makanan Prancis, mengutuk penyalahgunaan agama dan cercaan Charlie Hebdo," kata Kareem.

ARAB NEWS | CHOIRUL



Baca juga:
Jadi Kabareskrim, Budi Waseso Belum Lapor Harta
Ganggu Warga, PKL di Ragunan Ditertibkan
Menteri Susi Minta Anak Buahnya Bikin Twitter
BBM Turun, Tarif Mikrolet di Malang Tak Seragam


Advertising
Advertising

Berita terkait

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

13 November 2017

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

25 Oktober 2017

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

25 Oktober 2017

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.

Baca Selengkapnya

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

6 Oktober 2017

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

4 Oktober 2017

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.

Baca Selengkapnya

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

23 Agustus 2017

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan

Baca Selengkapnya

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

15 Agustus 2017

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.

Baca Selengkapnya

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

15 Agustus 2017

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik

Baca Selengkapnya

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

14 Agustus 2017

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

2 Agustus 2017

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.

Baca Selengkapnya