TEMPO.CO, Kairo - Irak melontarkan kritik kepada pemerintah Amerika Serikat yang dianggap lamban mengakomodasi koalisi internasional untuk memberantas kelompok militan Negara Islam (IS/ISIS). Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi mengatakan koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat tak mampu mencegah kekuasaan ISIS di wilayah Irak dan Suriah.
"Koalisi internasional sangat lamban dalam memberikan dukungan dan pelatihan bagi tentara-tentara di Irak," kata Abadi dalam pertemuan dengan kelompok wartawan saat kunjungannya ke Kairo, seperti dilansir New Delhi Television, Senin, 12 Januari 2015. (Baca juga: Penembak Kantor Media Anti ISIS Berbahasa Prancis)
Sejak tahun lalu, ISIS telah mengambil alih sebagian besar wilayah Irak dan Suriah. Koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat melakukan serangan udara terhadap basis ISIS di kedua negara dan memberikan dukungan militer kepada pasukan Irak.
"Dukungan yang diberikan sangat lamban, tapi dalam dua minggu terakhir telah terjadi percepatan," ujar Abadi. Ia juga menuturkan telah terlihat percepatan perkembangan lebih lanjut oleh koalisi dalam memberikan bantuan bagi tentara Irak. (baca juga: ISIS Rekrut Remaja 14 Tahun untuk Bom Bunuh Diri)
Ia mengaku telah berdiskusi dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sissi mengenai proposal resolusi perdamaian dalam konflik di Suriah. Proposal itu akan berisi kesepakatan mengenai pemerintah administrasi bersama di wilayah-wilayah yang bisa kembali dikuasai dari tangan ISIS selama periode transisi. Tujuannya, kata dia, mencegah timbulnya kelompok teroris baru di daerah yang sudah terbebas dari kekuasaan ISIS.
Pemerintah Amerika Serikat sendiri menyatakan tentara Irak sedang dilatih dan dipersenjatai untuk tahap menghadapi serangan besar yang akan terjadi pada 2015. Namun Amerika bersama koalisi internasional juga terus melaksanakan serangan udara untuk menekan jalur kekuasaan ISIS.
NDTV | ROSALINA
Terpopuler Dunia:
Kartun Muhammad Dicetak Ulang, Surat Kabar Diteror
AS Akan Tutup 15 Pangkalan Militernya di Eropa
Rusia Larang Gay dan Lesbian Mendapat SIM
Obama Tunjuk Cohen Sebagai Wakil Direktur CIA
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
9 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
28 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
29 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
37 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
38 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
40 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
40 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
40 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
41 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
41 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya