TEMPO.CO, Bagdad - Kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku membunuh seorang penasihat militer senior Iran yang bekerja untuk pasukan Irak. Keterangan tersebut disampaikan milisi itu melalui Internet, Senin, 29 Desember 2014.
Pengawal Revolusi Iran, Ahad, 28 Desember 2014, mengumumkan kematian Brigadir Jenderal Hamid Taghavi yang bertugas melatih angkatan bersenjata dan relawan Irak di Kota Samarra, Bagdad Utara.
Salah seorang dari kelompok milisi itu mengunggah foto mendiang bersama tiga rekan lainnya mengenakan surban merah di atas kepalanya dengan keterangan, "Sebuah foto penjahat Hamid Taghavi yang tewas oleh sejumlah pemuda ISIS di kawasan Samarra". Sedangkan foto lain menunjukkan jasad perwira Iran tersebut.
ISIS dalam keterangannya tidak menyebutkan secara jelas bagaimana Taghavi tewas. Prosesi pemakanan Taghavi di Teheran pada Senin, 29 Desember 2014, dihadiri oleh sejumlah perwira senior lainnya. "Jika orang seperti almarhum Taghavi tidak terlibat di Suriah dan Irak untuk melawan kaum teroris, maka musuh tampaknya yakin bakal menciptakan ketidakamanan di negara kita," kata Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Agung, Ali Shamkhani, di depan para pelayat, sebagaimana diwartakan kantor berita Fars.
Iran mengirimkan sejumlah penasihat militer ke Irak guna membantu melatih dan melengkapi persenjataan sekaligus bersekutu untuk melawan serangan ISIS yang telah menguasai sebagian besar wilayah Irak dalam berbagai serangan pada Juni 2014. Selain itu, Negeri Mullah itu juga mempersenjatai pasukan Kurdi di sebelah utara Irak.
Menteri Pertahanan Iran Jenderal Hossein Dehgan, Senin, 29 Desember 2014, menegaskan bahwa negaranya memang memberi dukungan kepada Irak sesuai dengan pembicaraan di Teheran antara dirinya dengan rekannya dari Irak, Khaled al-Obeidi. "Dukungan Republik Islam Iran terhadap angkatan bersenjata dan militer Irak adalah kebijaksanaan strategis," ucapnya. Dia menambahkan, "Teheran siap membangun kerja sama dengan Irak dalam rangka meningkatkan kapasitas pertahanannya."
Iran, salah satu negeri di Timur Tengah, yang tidak bergabung dengan aliansi negara-negara Arab pimpinan Amerika Serikat berperang melawan ISIS di Irak dan Suriah. Samarra, kota berjarak 110 kilometer di sebelah utara Bagdad, dihuni oleh sebagian besar kaum Sunni dan tempat suci Askari yang sangat dihormati oleh warga Syiah, termasuk Presiden Iran Hassan Rouhani.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Baca Berita Terpopuler
Percakapan Terakhir Pilot Air Asia dengan ATC
Air Asia Hilang, Ahok: Laut Belitung Banyak Jin
Jejak Air Asia Terlacak di Bangka Belitung?
Ini Daftar Kecelakaan Pesawat Terbang Indonesia
Pesan Penumpang Air Asia: 'Goodbye Forever'
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
11 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
30 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
31 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
39 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
40 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
42 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
42 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
43 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
43 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
43 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya