7 Hari Sebelum Teror di Australia, Jaksa Ini Kecam ISIS

Reporter

Senin, 15 Desember 2014 19:17 WIB

Polisi terlihat bersiaga di dekat sebuah kafe dekat Martin Place, di kawasan bisnis Sydney, Australia. Polisi negara bagian New south wales terlihat sedang bersiaga. 15 Desember 2014. AP Photo/Rob Griffith.

TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Agung Australia George Brandis mengecam milisi Daulah Islamiah (Islamic State) yang sebelumnya bernama Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Kecaman tersebut diungkapkan sepekan sebelum peristiwa teror di Kafe Lindt, Sydney, Australia.

Seperti dilansir dari kantor berita BBC, Brandis menyatakan warga Australia yang ikut dalam pertempuran di Irak dan Suriah hanya dijadikan tumbal. Sebanyak 20 warga Australia tewas dalam peperangan di dua negara itu. Sebagian meninggal di perbatasan Suriah di Kobane. (Baca: Teror di Australia Bikin Pemimpin Dunia Geram)

Menurut Brandis, kelompok yang mengklaim sebagai IS menggunakan warga Australia sebagai tumbal. Propaganda telah menipu warga Australia, sehingga mereka percaya telah memainkan peran penting dalam perang agama. "Para militan Islamic State hanya menggunakan mereka di garis depan untuk melakukan bom bunuh diri dan alat propaganda," ujar Brandis. (Baca: Demam Selfie di Lokasi Penyanderaan Australia)

Di antara mereka yang dilaporkan tewas di Suriah adalah warga Sydney bernama Mohammad Ali Baryalei. Ia dituduh mendalangi plot teror untuk memenggal kepala warga Australia secara acak.

Saat ini sekitar 70 warga Australia diyakini berada di Timur Tengah bersama IS, sementara 20 orang lainnya sudah pulang. Australia sudah memperkenalkan undang-undang untuk memerangi ancaman dari mantan milisi yang kembali ke Australia.

Di bawah undang-undang yang diadopsi oleh parlemen Australia pada Oktober 2014, mengunjungi daerah-daerah yang dinyatakan sebagai "wilayah teror" adalah sebuah pelanggaran. Menteri Luar Negeri Julie Bishop menggunakan ketentuan ini untuk mendeklarasikan suatu pelanggaran bagi warga Australia untuk mengunjungi ibu kota IS di Raqqa, Suriah, tanpa alasan yang sah. Warga Australia yang berkunjung ke daerah tersebut menghadapi ancaman 10 tahun penjara.

BBC | DEWI RINA

Terpopuler:
Susi: Jangankan Cina, Amerika pun Kita Lawan
Kata KPK Soal Transaksi Mencurigakan Kasus BJB
Kontras Ancam Laporkan Jokowi ke PBB
Buat Film Porno di Gereja, Mengaku 'Malaikat'











Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

2 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

21 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

22 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

30 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

31 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

33 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

33 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

33 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

34 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

34 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya