Isu Lingkungan Maritim Dibahas di Konferensi Peru  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 12 Desember 2014 16:51 WIB

Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2014 atau Conference of The Parties United Nations Framework Convention on Climate Change ke-20 di Lima, Peru. (TEMPO/Shinta Maharani)

TEMPO.CO, Lima - Konferensi Para Pihak (COP) anggota United Nations Framework Convention on Climate Change ke-20 dan Kyoto Protocol ke-10 di Lima, Peru, 1-12 Desember 2014, membahas isu kemaritiman.

Dalam konferensi itu, Indonesia berfokus pada lima sektor penting untuk mengatasi dampak perubahan iklim, yakni adaptasi, mitigasi, transfer teknologi, pengembangan kapasitas, dan pendanaan dengan memasukkan perspektif kemaritiman. (Konferensi Peru Jadi Penentu Isu Perubahan Iklim)

Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim sekaligus Ketua Delegasi Republik Indonesia, Rachmat Witoelar, menyatakan lima sektor ini akan dimasukkan dalam kesepakatan iklim pada konferensi perubahan iklim di Paris pada 2015. (Konferensi Perubahan Iklim, Indonesia Bawa 5 Isu)

Selain lima sektor itu, Indonesia membawa perspektif kemaritiman ketika perundingan antar-delegasi negara berlangsung di Lima. "Kemaritiman perlu mendapat perhatian khusus karena sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim di era pemerintahan yang baru," kata Rachmat.

Menurut dia, masyarakat yang hidup di daerah pesisir sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Rachmat berbicara dalam High Level Session: Towards a Low Carbon Society di Indonesia Pavilion. Indonesia sebagai negara kepulauan, kata dia, sangat dipengaruhi oleh iklim. Usaha untuk mengatasinya melalui adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. (Tari Indonesia Buka Konferensi Iklim di Lima, Peru)

Koordinator Divisi Peningkatan Kapasitas Penelitian dan Pengembangan DNPI Agus Supangat menyatakan perundingan ilmiah dan teknologi atau Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice membahas upaya semua kalangan secara aktif terlibat mengamati kondisi laut. "Indonesia di era maritim perlu membuat peta jalan dan rencana aksi perihal pengamatan laut dan pengasaman," katanya.

Konferensi itu juga membahas isu pendanaan upaya mengatasi perubahan iklim dari negara maju ke negara berkembang. Isu ini penting untuk menerapkan sejumlah kegiatan adaptasi dan mitigasi di negara berkembang. Fokus negosiasi antara lain dana multilateral perubahan iklim, yaitu Green Climate Fund, Adaptation Fund, dan Global Environment Facility.

SHINTA MAHARANI (LIMA, PERU)

Baca berita lainnya:
Pemred Jakarta Post Jadi Tersangka Penistaan Agama
Benarkah Hitler Sesungguhnya Hidup di Sumbawa?

Jay Subiakto Kecewa pada Jokowi, Untung Ada Susi

Bertemu, SBY Nasihati Prabowo

Penenggelaman Kapal Dicibir, Begini Kata Susi

Berita terkait

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

34 hari lalu

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

Komnas HAM apresiasi kesimpulan dan rekomendasi Komite HAM PBB. Meminta pemerintah implementasi kebijakan dan pelaksanaan di pusat serta daerah

Baca Selengkapnya

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

49 hari lalu

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.

Baca Selengkapnya

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

13 Februari 2024

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

9 Februari 2024

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengajak negara pesisir Samudera Hindia untuk menggenjot sistem mitigasi tsunami, mencakup kesiagaan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

21 September 2023

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

Presiden Jokowi berulangkali tidak hadir secara langsung dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

20 September 2023

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

Pembelajaran sepanjang hayat dan meningkatkan keterampilan menjadi kunci mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG.

Baca Selengkapnya

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

26 April 2023

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

Dua kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mewakili Indonesia di forum diskusi internasional ECOSOC Youth Forum PBBB

Baca Selengkapnya

Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

5 April 2023

Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

Larangan Taliban mendorong PBB meminta semua staf - pria dan wanita - untuk tidak masuk kerja selama 48 jam.

Baca Selengkapnya

UGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022

29 April 2022

UGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022

Pada tahun ini Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menembus posisi 10 besar dunia untuk SDG 1, yaitu No Poverty atau Tanpa Kemiskinan.

Baca Selengkapnya

Siswa MAN 2 Mataram Wakili Indonesia di Simulasi Sidang PBB

2 Maret 2022

Siswa MAN 2 Mataram Wakili Indonesia di Simulasi Sidang PBB

Muhammad Andrianudin, siswa kelas 12 Program Keagamaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Mataram menjadi wakil Indonesia di simulasi sidang PBB atau MUN.

Baca Selengkapnya