TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama membela keputusan Komite Intelijen Senat yang merilis laporan soal teknik penyiksaan kontroversial oleh badan intelijen negara itu, Central Intelligence Agency (CIA).
Menurut Obama, tidak pernah ada waktu "sempurna" untuk merilis laporan tersebut sembari menegaskan bahwa penting untuk secara terbuka mengakui jika negara membuat kesalahan.
"Salah satu hal yang membedakan kami dari negara-negara lain adalah ketika kita melakukan kesalahan, kita mengakuinya," kata Obama dalam sebuah wawancara dengan Telemundo, Selasa, 9 Desember 2014. "Kami melakukan kesalahan seperti orang lainnya," tambahnya.
Laporan Komite Intelijen Senat merilis rincian teknik interogasi ekstrem oleh CIA terhadap para teroris setelah terjadinya serangan 11 September 2001. Dibukanya laporan itu kepada publik dilakukan Selasa, 9 Desember 2014, meskipun pada menit-menit terakhir ada permintaan dari Menteri Luar Negeri John Kerry dan anggota Kongres agar laporan itu tidak dibuka kepada publik saat ini karena kekhawatiran bahwa itu akan memicu serangan global terhadap kepentingan Amerika di seluruh dunia.
Presiden mengakui kekhawatiran tersebut. Namun presiden dari Demokrat itu mengatakan pemerintahannya telah mengambil tindakan pencegahan di seluruh dunia untuk mempersiapkan semua jenis reaksi global setelah keluarnya laporan tersebut.
Pada hari yang sama, Direktur CIA John Brennan membela teknik yang dipakai lembaganya, seperti tertuang dalam laporan Senat tersebut, dan mengatakan bahwa interogasi itu "menghasilkan informasi intelijen yang membantu menggagalkan rencana serangan dan menangkap teroris, dan berhasil menyelamatkan nyawa."
Obama memperdebatkan soal efektivitas teknik interogasi brutal yang dilakukan CIA. Teknik keras dan brutal CIA itu diakhiri setelah Obama masuk ke Gedung Putih. Obama tak menegaskan bahwa di bawah pemerintahannya sudah tak ada lagi praktek interogasi semacam itu. Jika itu masih teradi, kata Obama, mereka tidak akan diberi toleransi dan harus bertanggung jawab karena melanggar hukum.
CNN | ABDUL MANAN
Berita Terkait:
7 Fakta Kunci Laporan Senat AS Soal Penyiksaan CIA
AS Siaga Jelang Publikasi Laporan Penyiksaan CIA
Sejarah Interogasi Keras CIA Sejak 2002 Lalu
Tahanan CIA Disiksa dan Diancam dengan Bor Listrik
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya