Salju Turun, Evakuasi ABK Kapal Korsel Butuh 3 Hari

Reporter

Kamis, 4 Desember 2014 06:00 WIB

Kapal penangkap ikan Oryong 501 dioperasikan oleh Sajo Industries, dikabarkan tenggelam di Laut Bering, lepas pantai wilayah Chukotka timur jauh Rusia, 1 Desember 2014. Satu orang tewas dan nasib lebih dari 50 lainnya tidak diketahui. REUTERS/Sajo Industri /Yonhap

TEMPO.CO, Moskow - Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Djauhari Oratmangun, menuturkan seluruh anak buah kapal Oryong 501 yang tenggelam di Selat Bering, Rusia, awal pekan ini nantinya akan dievakuasi di kota pelabuhan besar terdekat, Petropavlovsk Kamchatsky, dekat wilayah negara bagian Amerika Serikat, Alaska.

Dari kota pelabuhan ini, operasi penyelamatan dilakukan terhadap ABK. Namun cuaca yang buruk membuat upaya evakuasi awak kapal mengalami kesulitan. "Cuaca buruk membuat evakuasi ke kota pelabuhan membutuhkan dua-tiga hari lamanya," kata Djauhari kepada Tempo, Rabu sore, 3 Desember 2014. (Baca: Kapal Korsel Karam, Ini Penjelasan Kedubes Rusia)

Bahkan Djauhari baru saja mendapat informasi bahwa salju turun di Selat Bering, Rusia. "Laut Bering pada musim begini tidak bersahabat, dan temperatur di sana sudah di bawah nol," ujarnya.

Operasi penyelamatan kapal ikan milik perusahaan kapal Korea Selatan, Sajo Industries, dilakukan secara bersama-sama antara Korea Selatan dan Rusia. (Baca: 14 Nelayan Pantura ABK Kapal Oryong yang Tenggelam)

Kapal ikan berbobot 1.700 ton dan berusia 36 tahun itu membawa 60 awak, terdiri atas 35 warga Indonesia, 13 orang Filipina, 11 warga Korea Selatan, dan 1 orang Rusia. Namun otoritas Rusia menyebut ada 62 orang di dalam kapal ikan itu. Saat kapal menangkap pollock, cuaca memburuk. Kapal tenggelam pada Senin malam waktu setempat atau Selasa siang waktu Seoul. (Baca: Dokumen WNI Kecelakaan Kapal Oryong Legal)

Sejauh ini, baru sepuluh ABK yang berhasil diselamatkan, yakni delapan orang pada hari pertama dan dua orang dalam kondisi tewas pada Rabu pagi. Delapan ABK yang selamat terdiri atas 3 warga Indonesia, 3 warga Filipina, 1 warga Rusia, dan 1 warga Korea Selatan yang akhirnya tewas karena kedinginan. Sedangkan dari dua ABK yang ditemukan tewas, satu di antaranya warga Indonesia.

MARIA RITA




Baca juga:
Kepada Jokowi, Kapolri Curhat Soal Penyebab Pungli
Kena Razia, Pengendara Ajak Duel Polisi
Tip PT Sritek Bayar Listrik dan BBM Murah
Awas, Nama-nama Berikut Ini Terlarang Digunakan!
Hari Ini, Gubernur FPI Blusukan di Ciliwung

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Rencana Kerjasama Lemigas dan Konsorsium Korea

2 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Kerjasama Lemigas dan Konsorsium Korea

Hubungan Indonesia dengan Korea sudah terjalin lama di berbagai bidang.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

3 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

4 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

5 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

5 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

11 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

12 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

15 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya