Komentar Obama Soal Kerusuhan di Ferguson  

Reporter

Rabu, 26 November 2014 11:44 WIB

Presiden A.S. Barack Obama berada pada urutan ke-12 polling Person of The Year TIME 2014 dengan jumlah pemilih 2,2%. Alex Wong/Getty Images

TEMPO.CO, Washington - Presiden Barack Obama mengecam aksi protes yang semakin memanas di Ferguson, Missouri, Amerika Serikat, menyusul ketidakpuasan hasil putusan jaksa untuk tidak menahan polisi Darren Wilson yang menembak remaja kulit hitam, Michael Brown. Bagi Obama, tindakan merusak yang dilakukan pendemo tidak akan menghasilkan manfaat.

"Belum pernah ada demo besar seperti ini sebelumnya, bahkan pada kasus undang-undang hak sipil atau imigrasi. Hal ini terjadi karena mereka memilih untuk berdemo. Mereka berdemo karena dimobilisasi. Demo terjadi karena orang-orang sudah diorganisasi," kata Obama, seperti dilaporkan ABC News, Selasa, 25 November 2014. (Baca: Kasus Penembakan di Ferguson, Demo Semakin Memanas)

Obama menjelaskan bahwa dirinya mengerti apa yang dirasakan pendemo ketika merasa diperlakukan dengan tidak adil. Namun Obama meminta agar pendemo menghormati keputusan juri.

"Saya sama sekali tidak bersimpati dengan apa yang dilakukan para pendemo. Apa yang Anda lakukan akan menghancurkan komunitas Anda sendiri. Saya ingin Anda bekerja sama dengan kami. Presiden akan senantiasa di sisi Anda," kata Obama. (Baca: PBB Desak AS Selesaikan Masalah Rasisme)

Pekan depan, Obama berencana menggelar pertemuan dengan pemimpin federal, aparat penegak hukum negara bagian, dan pemimpin masyarakat untuk membangun kepercayaan antara warga dan kebijakan. Pertemuan ini juga akan membahas strategi untuk memastikan bahwa penegakan hukum akan diberlakukan dengan adil untuk semua masyarakat.

ABC NEWS | RINDU P. HESTYA

Berita Lain:
Jokowi Kian Jauh Tinggalkan Obama di Polling Time
Polisi Ferguson Tak Dituntut, Massa Mengamuk
3 WNI Korban Ledakan Tambang Sarawak Dipindahkan

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya