Selangkah Lagi Rusia Kuasai Wilayah Georgia  

Reporter

Selasa, 25 November 2014 16:19 WIB

Tentara relawan memegang bunga pemberian keluarga sebelum dikirim untuk bergabung dengan batalyon khusus unit tempur melawan separatis pro-Rusia, di Kiev, Ukraina, 26 Agustus 2014. (AP/Efrem Lukatsky)

TEMPO.CO, Tbilisi - Menteri Luar Negeri Georgia menyatakan Rusia selangkah lagi secara de facto menganeksasi wilayah yang memisahkan diri dari negerinya setelah Moskow menandatangani kesepakatan dengan Abkhazia.

Dalam butir kesepakatan yang diteken Presiden Vladimir Putin dan pemimpin Abkhazia, Raul Khadzhimba, Senin, 24 November 2014, disebutkan bahwa pasukan Rusia dan Abkhazia akan berada dalam satu wilayah untuk membentuk pasukan gabungan di bawah komando Rusia.

Langkah ini menimbulkan kecurigaan negara-negara Barat terhadap Presiden Vladimir Putin yang sebelumnya telah menganeksasi Crimea, Ukraina, di semenanjung Laut Hitam pada Maret 2014. "Saya yakin kerja sama, persatuan, dan kemitraan strategis antara Rusia dan Abkhazia akan terus menguat," ucap Putin.

Pasukan Rusia berada di Abkhazia selama lebih dari dua dekade sejak kawasan berpenduduk 240 ribu itu memisahkan diri dari Georgia dalam sebuah perang separatis di awal 1990-an.

Perjanjian yang ditandatangani kedua pemimpin pada Senin, 24 November 2014, merefleksikan bahwa Moskow selanjutnya akan meningkatkan kehadiran pasukannya setelah ada perubahan kepemimpinan di wilayah tersebut.

Bekas pemimpin Abkhazia, Alexander Ankvab, sebelumnya dipaksa turun tahta awal 2014 di bawah tekanan unjuk rasa yang dilaporkan dimotori oleh Kremlin. Khadzhimba, seorang bekas pejabat dinas intelijen KGB Uni Soviet, terpilih menjadi presiden pada pemungutan suara Agustus 2014. Namun hasil pemilu tersebut ditolak Georgia karena dianggap ilegal.

Tak seperti Ankvab yang menolak tekanan Moskow agar Rusia diperbolehkan membeli aset di Abkhazia, Khadzhimba justru lebih suka mendengarkan keinginan Rusia. "Perjanjian dengan Rusia menjamin keamanan kami sepenuhnya serta pembangunan sosio-ekonomi," kata Khadzhimba.

Hubungan Rusia-Georgia memanas akibat perang pada Agustus 2008 setelah bekas Presiden Georgia Mikheil Saakashvili mencoba mengontrol kembali wilayah yang memisahkan diri, Ossetia Selatan. Selanjutnya pasukan Rusia memukul mundur tentara Georgia dalam perang lima hari tersebut. Tak lama kemudian, Moskow mengakui kemerdekaan dua negara yang memisahkan diri dari Georgia.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita lain:
Polling Tokoh TIME, Peringkat Jokowi di 7 Besar
Peta Kekuatan Interpelasi Jokowi di DPR
Jokowi: Puluhan Kali BBM Naik Tidak Interpelasi

Berita terkait

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

13 November 2017

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.

Baca Selengkapnya

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

17 Oktober 2017

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.

Baca Selengkapnya

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

29 September 2017

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..

Baca Selengkapnya

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

27 September 2017

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

6 September 2017

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik

Baca Selengkapnya

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

1 September 2017

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

24 Agustus 2017

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum

Baca Selengkapnya

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

6 Agustus 2017

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.

Baca Selengkapnya

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

31 Juli 2017

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.

Baca Selengkapnya

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

27 Juli 2017

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.

Baca Selengkapnya